Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serangan Siber ke Situs Pemerintah Australia, China Dituduh Sebagai Dalangnya

KOMPAS.com - Sejumlah pejabat Australia sebut China sebagai dalang di balik serangan siber terhadap lembaga pemerintahan, rumah sakit, serta organisasi publik lain di Australia dalam beberapa bulan terakhir.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyatakan lembaga-lembaga di Australia, baik pemerintah maupun swasta, saat ini menjadi sasaran serangan dari peretas "berbasis negara".

Meski PM Morrison menolak menyebutkan negara mana yang dimaksud, namun sumber ABC di kalangan pejabat yakin bahwa China berada di balik serangan jahat tersebut.

Serangan siber itu bukan baru terjadi, sebagaimana ditekankan PM Morrison melainkan berlangsung terus-menerus terhadap Australia.

Dia meminta lembaga-lembaga pemerintah swasta untuk meningkatkan pengamanan situs web mereka.

Saat ini diketahui adanya serangan terhadap departemen dan lembaga pemerintah negara bagian dan pemerintah kota, yang semuanya memiliki data ekonomi yang sensitif.

"Kegiatan ini menargetkan organisasi Australia di berbagai sektor, termasuk semua tingkat pemerintahan, industri, organisasi politik, pendidikan, kesehatan, penyedia layanan penting dan operator infrastruktur penting lainnya," ujar PM Morrison.

"Kami tahu pelakunya adalah aktor siber canggih yang berbasis negara, karena skala dan sifat penargetan dan tradecraft yang mereka gunakan," katanya.

Dia mengatakan sejauh ini tidak ada pelanggaran privasi berskala besar, namun menyebut serangan itu "jahat".

"Itulah sebabnya kami mengangkat pemasalahan ini hari ini," katanya pada Jumat (19/6/2020).

Tujuannya, menurut PM Morrison, untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong organisasi, terutama di bidang kesehatan, infrastruktur dan layanan lainnya agar menerapkan pertahanan teknis untuk mengatasi serangan siber.

Pemimpin Partai Buruh yang beroposisi, Anthony Albanese, mengaku telah mendapatkan pengarahan tentang serangan yang sedang berlangsung dan upaya mengatasinya dari pihak intelijen.

"Tidak ada perbedaan pendapat antara Pemerintah dan Oposisi mengenai masalah ini," katanya.

PM menolak sebut China

Ketika ditanya apakah negara pelaku serangan siber sudah diidentifikasi, PM Australia itu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menyebutkan.

"Yang saya bisa konfirmasi yaitu, tidak banyak aktor peretas berbasis negara yang terlibat dalam aktivitas semacam ini," katanya.

Menurut Dewan Hubungan Luar Negeri, 3 negara teratas yang diduga mensponsori operasi serangan siber ke negara lain yaitu China, Rusia dan Iran.

Kepala Pusat Penelitian Keamanan Siber (CSCRC) Rachael Falk mengatakan meski orang ingin menunjuk negara pelaku, namun sikap menyalahkah justru bisa jadi "gangguan".

"Sebenarnya tak masalah dari mana asalnya," katanya. "Pesan Perdana Menteri jelas, lindungi data pribadi dan bisnis Anda."

Menurut Rachael menyebutkan nama negara pelaku adalah urusan Pemerintah dan Direktorat Sinyal Australia.

Pengumuman yang disampaikan PM Morrison pada Jumat (19/6/2020) mengingatkan pengumuman serupa yang dia sampaikan tahun lalu, ketika diketahui terjadinya serangan terhadap situs-situs partai politik Australia.

Pengumuman kali ini menurut PM Morrison bukan untuk menambah kekhawatiran masyarakat, tapi justru untuk memberitahu mereka.

"Keberadaan ancaman semacam ini bukanlah kejutan di dunia kita sekarang," katanya.

PM Morrison sendiri mengaku sulit untuk memastikan apa motivasi dari serangan siber itu.

"Yang penting bagi kita adalah menyadari hal ini terjadi. Kita punya agen terbaik di dunia, yang berupaya menggagalkan serangan tersebut," katanya.

"Saya bisa sampaikan bahwa agen-agen kita telah menggagalkan banyak serangan, tapi ini masalah yang sangat kompleks," jelasnya.

Sementara itu menurut Menteri Pertahanan Linda Reynolds, Pusat Keamanan Siber Australia dan Departemen Dalam Negeri telah mengeluarkan saran teknis yang menguraikan apa yang dapat dilakukan organisasi untuk mendeteksi dan mengurangi ancaman tersebut.

"Saya mengingatkan semua rakyat Australia bahwa keamanan siber adalah tanggung jawab bersama kita semua," katanya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/20/100228770/serangan-siber-ke-situs-pemerintah-australia-china-dituduh-sebagai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke