Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bapak Bunuh Anak Gadis 14 Tahun karena Hendak Menikah, Publik Iran Marah Besar

Pembunuhan gadis 14 tahun itu langsung memicu kemarahan besar secara luas di kalangan publik Iran.

Romina Ashrafi melarikan diri dari rumah di provinsi Gilan dengan pacarnya, karena ayahnya keberatan dengan pernikahan mereka.

Sepasang kekasih itu ditemukan oleh polisi. Romina lalu dipulangkan ke rumah, meski dia mengatakan nyawanya terancam jika pulang.

Kemudian Kamis malam (21/5/2020) dia diduga dibunuh oleh ayahnya sendiri saat sedang tidur di kamar.

Kantor berita Gilkhabar.ir melaporkan, Romina "dipenggal" dengan sabit lalu ayahnya berjalan ke luar rumah bersama sabit itu dan mengakui perbuatannya.

Lalu pada Rabu (27/5/2020) sejumlah surat kabar nasional Iran menempatkan kasus pembunuhan Romina di halaman depan.

"Rumah ayah tidak aman," tulis judul sebuah headline di Ebtkar, media pro-reformasi. Media itu menyoroti kegagalan undang-undang yang ada untuk melindungi perempuan dan anak perempuan.

Sementara itu tagar #Romina_Ashrafi dengan aksara Persia telah dipakai lebih dari 50.000 kali di Twitter.

Sebagian besar mengecam pembunuhan dan sifat patriarki masyarakat Iran secara umum.

Shahindokht Molaverdi, mantan wakil presiden untuk urusan wanita dan keluarga, yang sekarang menjadi pejabat Perlindungan Hak-hak Wanita Iran menulis, "Romina bukanlah yang pertama dan juga tidak akan menjadi korban terakhir pembunuhan demi kehormatan (honor killings)."

Dia menyebutkan, pembunuhan semacam itu akan berlanjut, "selama hukum dan budaya dominan di masyarakat lokal dan global tidak cukup menghalangi."

Dilansir dari BBC Rabu (27/5/2020), hukum pidana Islam di Iran mengurangi hukuman bagi ayah dan anggota keluarga lainnya yang dihukum karena pembunuhan, atau secara fisik melukai anak-anak dalam kekerasan rumah tangga, atau honor killings.

Apa itu honor killings?

Ini adalah istilah untuk menyebut pembunuhan anggota keluarga yang dianggap telah memalukan kerabat.

Human Rights Watch mengatakan, motif paling umum dalam honor killings karena korban:

  • Menolak pernikahan yang sudah diatur
  • Korban kekerasan seksual atau pemerkosaan
  • Melakukan hubungan seksual di luar nikah, bahkan jika hanya dugaan

Akan tetapi pembunuhan juga bisa dilakukan karena alasan yang lebih sepele, seperti berpakaian dengan cara yang dianggap tidak pantas, atau menunjukkan perilaku yang dianggap tidak taat.

Jika seorang pria di Iran dinyatakan bersalah membunuh putrinya, hukumannya antara 3-10 tahun penjara, alih-alih hukuman mati atau pembayaran diyeh (uang darah).

Tidak ada angka resmi tentang jumlah honor killings di Iran, tetapi aktivis HAM tahun lalu melaporkan kasus ini terus terjadi, terutama di antara populasi pedesaan dan suku, menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/28/104615970/bapak-bunuh-anak-gadis-14-tahun-karena-hendak-menikah-publik-iran-marah

Terkini Lainnya

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Global
Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke