Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Nol Penularan Lokal di China Seminggu Terakhir

Dilansir dari Reuters, kabar baik ini diumumkan seiring dicabutnya lockdown di provinsi Hubei, tempat virus ini pertama kali terdeteksi.

Belakangan ini jumlah kasus baru di China menurun tajam dibandingkan puncaknya pada Februari.

Presiden Xi Jinping mengatakan pada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom, bahwa pengendalian virus terus ditingkatkan, dan negaranya akan melakukan yang terbaik untuk memberi dukungan pada negara-negara lain.

Provinsi Hubei yang dihuni sekitar 60 juta penduduk, membuka perbatasannya pada Rabu setelah lockdown dicabut.

Namun, lockdown ini juga dinilai memiliki sisi negatif jika para warga lengah menjaga kesehatannya.

Ratusan orang yang tiba di Beijing dari Hubei diperintahkan untuk mengisolasi diri mereka di rumah, atau ditempatkan di karantina terpusat.

Hal itu diumumkan oleh Mao Jun, seorang pejabat dari stasiun kereta api Beijing Barat.

Kemudian di Xianning, sebuah kota di tenggara Hubei, transportasi umum dimulai kembali dan penduduk berjalan memakai masker.

"Pencabutan lockdown itu (ada dampak) baik dan buruk," kata seorang wanita bernama Chen, dikuti dari Reuters.

"Banyak orang bisa pergi, tetapi juga meningkatkan risiko. Situasi di Hubei sangat parah, dan aku sudah terbiasa tinggal di rumah selama dua bulan terakhir," terangnya.

Sementara itu di Wuhan, lockdown akan dicabut pada 8 April mendatang, yang menjadi tonggak penting dalam perang China melawan epidemi ini.

Waspada kasus impor

Kasus penularan domestik di China memang terus menurun, tapi Negeri "Panda" harus tetap waspada, karena ancaman dari kasus impor masih mengintai.

Beijing dan Shanghai pun meningkatkan kontrol untuk mencegah kenaikan infeksi, setelah roda perekonomian kembali digerakkan.

Semua 67 kasus baru pada Rabu (25/3/2020) adalah impor, dan 47 kasus sehari sebelumnya juga impor semua, kata Komisi Kesehatan Nasional.

Sekutar 90 persen dari semua kasus impor adalah pemegang paspor China, kata Wakil Menteri Luar Negeri Luo Zhaohui dalam konferensi pers.

Dia menambahkan bahwa 40 persen dari mereka adalah pelajar China perantauan, yang kembali di tengah meningkatnya kasus corona di luar negeri.

"Kami memahami beberapa siswa sangat ingin pulang... Tetapi dalam keadaan saat ini, dengan tetap tinggal di sana, mereka dapat menghindari infeksi silang dalam perjalanan pulang," kata Luo.

Dia juga menambahkan, ada risiko para siswa itu terjebak di tengah perjalanan, jika negara yang mereka singgahi saat transit menerapkan kontrol yang sangat ketat.

Pengetatan aturan pun dilakukan Shanghai, yang mengharuskan setiap pendatang internasional melakukan karantina selama 14 hari, efektif mulai Kamis (26/3/2020) pukul 18.00 waktu setempat.

Sebelumnya, Shanghai hanya mewajibkan karantina untuk para pendatang dari 24 negara dengan dampak corona terparah.

Begitu pula di Beijing, setiap pendatang dari luar negeri harus melakukan karantina secara terpusat.

https://www.kompas.com/global/read/2020/03/26/192030370/kabar-baik-di-tengah-wabah-corona-nol-penularan-lokal-di-china-seminggu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke