Hasil itu diungkapkan oleh kontributor Wall Street Journal untuk Timur Tengah, Sune Engel Rasmussen, dalam kicauannya di Twitter.
Rasmussen memaparkan studi dari Universitas Sharif mengenai seberapa besar dampak jika warga Iran mematuhi imbauan pemerintah mengenai wabah virus corona.
Dilansir The Guardian Rabu (18/3/2020), terdapat tiga skenario yang muncul seberapa besar kemauan masyarakat mengikuti aturan pemerintah:
Pada Selasa (17/3/2020), polisi Iran harus membubarkan massa yang memaksa masuk ke dalam dua tempat suci di Mashdad dan Qom, yang ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona.
Otoritas kesehatan mengimbau agar dua tempat suci itu ditutup sementara karena khawatir, mencium dan menyentuhnya bisa mempercepat wabah.
Dalam keterangan resmi, pemimpin agama dan cendekiawan Qom meminta kepada masyarakat untuk bijaksana dan sabar di tengah situasi krisis.
Meski begitu, massa tetap merangsek masuk di mana di dalamnya, mereka meneriakkan keberatan soal penutupan, sebelum dibubarkan aparat.
Teheran mengumumkan virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu sudah menewaskan 1.135 orang pada Rabu, setelah otoritas melaporkan 147 kasus kematian baru.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Wakil Menteri Kesehatan Alirez Raisi mengeluhkan publik terlalu menganggap remeh penyebaran virus ini.
"Sekarang semua orang sudah mengetahui soal wabah ini. Namun anehnya, tidak ada yang menganggap ini serius," keluh Raisi.
"Jika masyarakat bahu membahu, kami akan bisa mengontrolnya. Namun jika tidak, maka wabah ini bisa berlangsung selama dua bulan," jelasnya.
Tak hanya di Iran. Berbagai kebijakan untuk mencegah virus corona juga ditempuh sejumlah institusi keagamaan di seluruh dunia.
Di Vatikan, agenda Pekan Suci pada April tidak akan dihadiri oleh umat Katolik. Mereka akan menayangkannya melalui video maupun radio.
Paus Fransiskus sendiri sudah melaksanakan Doa Malaikat Tuhan (Angelus) maupun misa pukul 07.00 sudah dilaksanakan melalui tayangan video.
https://www.kompas.com/global/read/2020/03/18/181013370/studi-iran-jika-tak-ikuti-anjuran-pemerintah-soal-virus-corona-35-juta