Politisi Partai Demokrat ini menyebut kondisi dosen yang merupakan tulang punggung pendidikan masih banyak yang memprihatinkan.
Sekitar 49 persen dosen masih berpendidikan S1 dan hampir 50 pesen dosen berstatus tidak tetap atau berinduk lebih dari dua organisasi.
Dede menilai, hal itu menyebabkan pekerjaan dosen menjadi tidak optimal, sehingga perlu peningkatan kompetensi dan kesejahteraan.
Adapun terkait masalah relevansi pendidikan, Dede menilai dunia industri kini membutuhkan banyak sarjana berbasis teknik untuk diterjunkan ke industri manufaktur.
Baca juga: Pelni Buka 15 Lowongan Kerja Lulusan D4/S1, Fresh Graduate Bisa Daftar
Namun, perguruan tinggi justru banyak menawarkan pendidikan berbasis sosial.
"Hal ini terjadi di dosen-dosen perguruan tinggi swasta. Bahkan ada dosen yang hanya dapat honor Rp 1,5 juta per bulan. Memprihatinkan sekali," kata legislator daerah pemilihan Jawa Barat II.
Terakhir, mengenai kompetensi perguruan tinggi, menurut Dede, hal yang paling utama adalah bagaimana mendorong agar perguruan tinggi swasta dapat mengembangkan diri menjadi universitas riset yang mampu menghasilkan jurnal paten dan hak kekayaan intelektual (HAKI).
"Masalahnya risetnya kemudian dipakai atau tidak oleh dunia usaha dan dunia industri. Atau hanya sekedar istilahnya simbol-simbol," pungkas Dede.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.