Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bahan Pokok Naik Jelang Lebaran, Begini Penjelasan Ekonom Unair

Kompas.com - 18/04/2022, 11:06 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Menjelang bulan Ramadan beberapa waktu lalu, sejumlah harga bahan pokok sudah mengalami kenaikan.

Selain minyak goreng, bahan pokok lainnya yang mengalami kenaikan seperti tabung gas hingga bahan bakar minyak (BBM).

Tidak hanya kenaikan sejumlah bahan pokok, masyarakat juga harus menerima kebijakan bertambahnya Pajak Penambahan Nilai (PPN) dari 10 Persen menjadi 11 Persen.

Hal ini tentu saja memengaruhi harga komoditas di pasaran. Bagi produsen, kenaikan harga-harga ini akan memengaruhi hasil produksi karena meningkatnya harga bahan baku.

Baca juga: Pemerkosa Belasan Santriwati Dihukum Mati, Ini Tanggapan Dosen UMM

Kenaikan harga jadi pola tahunan

Kenaikan harga menjelang perayaan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul Adha hingga Natal bukan kali ini saja terjadi. Kenaikan harga bahan pokok terus berulang hingga seakan-akan terbentuk sebuah pola tahunan.

Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Imron Mawardi mengatakan, fenomena kenaikan harga ini dapat dikaitkan dengan prinsip ekonomi sederhana. Saat permintaan meningkat menjelang Lebaran, akan berdampak kepada kenaikan harga.

Menurutnya, Ramadan tahun ini, masyarakat dihadapkan dengan euforia karena dua momen Ramadan tahun-tahun sebelumnya, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial karena adanya pandemi Covid-19

"Untuk tahun ini itu karena ada fenomena pemulihan pandemi, dan ditambah juga konflik Rusia-Ukraina, itu dampaknya luar biasa," kata Imron seperti dikutip dari laman Unair, Senin (18/4/2022).

Baca juga: Orangtua, Ini Jenis Mainan untuk Mendorong Perkembangan Anak Autis

Penambahan supply barang oleh pasar

Menurutnya, ketika hal ini mampu diantisipasi dengan baik, yaitu dengan penambahan supply barang oleh pasar, kenaikan harga seharusnya tidak terulang.

Imron menilai, pola kenaikan permintaan menjelang hari besar ini sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Sehingga meski ada intervensi dari pemerintah, fenomena tersebut tetap terulang.

"Kalau menurut saya, untuk bulan April, perkiraan saya inflasi akan diatas 0,5 dibandingkan inflasi bulan sebelumnya," beber dia.

Dilihat fenomena sebelumnya, lanjut Imron, memang inflasi di bulan Ramadan 2022 lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.

Imron juga menyoroti melambungnya harga minyak, baik minyak goreng maupun BBM. Baginya, kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) akan meningkatkan harga minyak goreng.

Kenaikan ini akan menyebabkan inflasi yang disebut Cost Push Inflation atau inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi.

Baca juga: Siswa, Persiapkan 6 Hal Ini Saat Pilih Jurusan Bahasa Inggris

Ia pun mengkhawatirkan kenaikan BBM jenis Pertamax. Menurutnya, kenaikan harga Pertamax yang signifikan akan membuat banyak pengguna Pertamax beralih pada Pertalite yang lebih terjangkau karena subsidi. Hal itu tentunya akan berdampak pada peningkatan permintaan BBM jenis Pertalite.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com