Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2021, 09:40 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Nama Tri Mumpuni kembali bersinar di dunia. Alumnus IPB University ini kembali masuk dalam daftar The World’s 500 Most Influential Muslim 2021, yakni ilmuwan muslim paling berpengaruh di dunia bersama 21 tokoh muslim lain dari Indonesia.

Daftar The World’s 500 Most Influential Muslim 2021 dikeluarkan oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre.

Penghargaan ini bukanlah yang pertama buat Tri Mumpuni. Berbagai penghargaan internasional pernah diraih perempuan kelahiran Semarang, 6 Agustus 1964 tersebut.

Beberapa di antaranya, Climate Hero 2005 dari World Wildlife for Nature, Ashden Awards 2012, dan Magsaysay Awards 2012. Bahkan, di April 2010, Presiden AS Barack Obama memuji Tri dalam acara Presidential Summit on Enterpreneurship di Washington.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Obat Herbal Penurun Asam Urat

Sebagai seorang ilmuwan, Tri Mumpuni telah mendirikan Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA). Tidak hanya itu, ia juga berhasil membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidroelektrik di 65 desa yang tersebar di Indonesia.

Tidak hanya di dalam negeri, karyanya tersebut juga dirasakan oleh satu desa di negara tetangga yaitu Filipina.

Pada tahun 2012, alumnus IPB University yang bergelar Wanita Listrik ini dianugerahi penghargaan Ashden Awards. Bahkan, nama Tri Mumpuni disebut dalam pidato Presiden AS ke-44, Barack Obama saat menghadiri Presidential Summit on Entrepreneurship tahun 2010 lalu.

Perjalanan Tri Mumpuni membawa cahaya ke desa-desa terpencil bermula dari kebiasaannya dalam menemani suami membangun pembangkit listrik kecil.

Suatu ketika, suaminya sedang membangun pembangkit listrik kecil di desa Subang yang berisi 144 kepala rumah tangga. Pembangkit listrik tersebut hanya berkekuatan 13 kilowatt saja namun rasa syukur yang ditunjukkan warga desa membuat Tri Mumpuni merinding haru.

Baca juga: Jurusan-jurusan Kuliah di ITB yang Terakreditasi Internasional

“Saat listrik berhasil nyala, mereka teriak Allahu Akbar. Saya sering merinding, penduduk yang tinggal di daerah terpencil, bahkan ada yang di tengah hutan pada awalnya terbiasa dengan gelap gulita akhirnya mendapat penerangan dari pembangkit listrik yang kami bangun,” ujarnya seperti dirangkum dari laman IP University, Selasa (8/9/2021).

Ia memiliki nilai yang menjadi pedoman hidup dan perjuangannya. Pedoman hidupnya adalah melihat listrik sebagai modal sosial masyarakat.

Baginya, usaha membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) bukanlah sebuah mata pencaharian melainkan usaha untuk membuat masyarakat lebih berdaya.

“Pendekatan yang kami lakukan ialah bahwa listrik merupakan modal sosial masyarakat. Rakyat menyadari manfaat yang diperoleh dari pembangkit listrik ini. Oleh karenanya mereka rela bekerja dalam membangun dan menjaga keberlanjutan fasilitas tanpa dibayar,” lanjutnya.

Ia mengaku, jika menggunakan sistem pembiayaan yang ada di Indonesia, maka pelaksanaan pembangunan fasilitas listrik tidak akan mudah.

Hal tersebut karena sistem business as usual rakyat hanya dipandang sebagai objek pembangunan sehingga usaha pemberdayaan masyarakat tidak terakomodir.

Baca juga: Lulusan dari 10 Jurusan Kuliah Ini Paling Dibutuhkan Dunia Kerja

Dari hal ini, maka pembangunan dari pelosok merupakan sebuah terobosan yang berpotensi mendukung program Nawacita Indonesia. Usaha tersebut merupakan kesempatan emas yang dimiliki rakyat untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih sejahtera.

Rakyat dengan taraf sosial-ekonomi yang lebih tinggi harus bersedia menjadi fasilitator agar masyarakt desa mampu mengangkat taraf hidupnya sendiri.

“Rakyat akan memiliki cash basis dengan sendirinya ketika mereka memiliki aset. Saya tidak asal bicara, karena saya telah membuktikan bahwa itu merupakan hal yang sangat mungkin,” pungkas Tri Mumpuni.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com