Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akademisi UGM Beberkan Parosmia Gejala Baru Covid-19, Wajib Paham

KOMPAS.com - Setiap hari, di Indonesia masih ada penambahan kasus orang yang terjangkit Covid-19. Sejak Maret 2020, pandemi ini belum berakhir.

Bahkan saat ini muncul sejumlah gejala baru Covid-19. Salah satunya adalah parosmia yang berupa gangguan penciuman.

Apa itu parosmia? Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc., FICS., memberikan penjelasan.

Menurut dr. Anton, parosmia adalah gejala gangguan penghidu/penciuman yang membuat seseorang merasa membau secara berbeda dari yang seharusnya.

"Pasien dengan parosmia mempersepsikan bau yang tidak sesuai dengan kenyataannya," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Senin (4/1/2021).

Persepsi bau yang berbeda

Dia mencontohkan, membau bunga mawar seharusnya harum, tetapi pasien mempersepsikan dengan bau yang lain seperti bau tidak enak atau bau lainnya.

Dijelaskan, persepsi bau yang muncul akibat parosmia beragam. Hal itu berbeda dengan gangguan penciuman cacosmia yang membuat seseorang membau tidak enak secara terus menerus.

Untuk gejala parosmia, Dosen FKKMK UGM ini mengatakan gejalanya cukup banyak dijumpai pada pasien Covid-19 di luar negeri.

Dalam beberapa penelitian di luar negeri diketahui kemunculan parosmia cukup banyak berkisar antara 50,3-70 persen. Sementara di Indonesia penelitian terkait parosmia belum banyak dilakukan.

Parosmia dapat terjadi pada pasien Covid-19 akibat virus SARS Cov 2 memengaruhi jalur proses penciuman seseorang.

Hal tersebut bisa dari reseptor saraf penciuman (saraf kranial 1), saraf penciuman, atau sampai dengan pusat persepsi saraf penciuman.

Namun selain akibat virus, kemunculan parosmia juga disebabkan oleh hal yang beragam. Beberapa diantaranya infeksi saluran pernapasan atas, cidera kepala, atau kelainan otak seperti tumor otak.

Jenis gangguan penciuman

Tak hanya itu saja, gangguan penciuman akibat infeksi virus Covid-19 tidak hanya berupa hilangnya kemampuan membau atau anosmia yang telah muncul di awal pandemi dan kini parosmia, tetapi:

1. Terdapat beberapa gangguan penciuman lain salah satunya hyposmia berupa menurunnya kemampuan mendeteksi bau.

2. Lalu, cacosmia yang menjadikan seseorang secara terus menerus mencium bau yang tidak menyenangkan.

Pada infeksi Covid-19 terdapat gangguan penciuman atau yang dikenal dengan dysosmia yang bisa berupa:

  • anosmia
  • parosmia
  • hyposmia
  • maupun cacosmia

https://www.kompas.com/edu/read/2021/01/05/090819571/akademisi-ugm-beberkan-parosmia-gejala-baru-covid-19-wajib-paham

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke