KOMPAS.com - Pameran robot raksasa di Gundam Factory Yokohama, Jepang, akhirnya ditutup pada Minggu (31/3/2024).
Bagi penggemar serial anime Mobile Suit Gundam, datang ke pameran tersebut merupakan impian.
Pengunjung dapat menyaksikan satu-satunya robot Gundam dengan tinggi 18 meter yang dapat bergerak.
Dilansir SoraNews24, robot Gundam tipe RX-78-2 itu muncul di seri perdana Mobile Suit Gundam (1979).
Awalnya, Gundam Factory Yokohama hanya dibuka sampai Maret 2021. Namun, kunjungan menjadi terbatas akibat pandemi Covid-19.
Pengelola memperpanjang masa operasi hingga Maret 2023 untuk memberi kesempatan kepada para penggemar yang ingin berkunjung.
Karena antusiasme yang tinggi, pengelola kembali memperpanjang masa operasi Gundam Factory Yokohama hingga 31 Maret 2024.
Penutupan Gundam Factory Yokohama dimeriahkan dengan atraksi drone dan pesta kembang api.
Belum ada keterangan tentang nasib robot Gundam raksasa di Yokohama, tetapi mengingat besarnya usaha dan biaya untuk membuatnya, kecil kemungkinan robot itu akan dibongkar.
Dugaan paling kuat, robot itu akan dipindahkan ke lokasi lain di Jepang atau bahkan di luar negeri.
??2024?3?31??GUNDAM FACTORY YOKOHAMA??????????????????????????????????????#??????
Today, March 31, 2024, GUNDAM FACTORY YOKOHAMA celebrated its last operating day. Thank you to all visitors who has visited us.#MovingGundam pic.twitter.com/oeRM1om76f
— GUNDAM FACTORY YOKOHAMA(GFY) ?? (@gfy_official_) March 31, 2024
Dilansir Inverse, sembilan perusahaan bekerja sama untuk menciptakan Gundam Yokohama.
Proyek bernama Gundam Global Challenge (GGC) itu dikepalai oleh Yoshiyuki Tomino, otak di balik serial anime Mobile Suit Gundam (1979).
Salah satu kunci utama gerakan Gundam seberat 25 ton itu terlihat begitu nyata, yakni kerangka besi internalnya yang menyerupai rangka tulang manusia.
Kerangka itu dilengkapi dengan motor penggerak canggih dan silinder hidrolik yang memungkinkan Gundam melakukan gerakan seperti mengangkat tangan dan berlutut.
Gerakan Gundam yang mulus dikendalikan oleh sistem kontrol buatan Astratec, salah satu mitra teknis dalam proyek tersebut.