Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orangtua saya untuk kepentingan pribadi saya," kata Raka saat menyampaikan klarifikasi melalui video, didampingi Polsek Cileunyi.
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa memastikan kondisi Stasiun Tegalluar tidak seperti yang diceritakan dalam narasi yang beredar.
"Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun, bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut," kata Eva, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Adapun Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia, seperti shuttle, bus DAMRI, Bluebird, serta kendaraan online.
Petugas juga berpatroli di area hall keberangkatan dan ada kendaraan polisi yang sedang patroli di Stasiun Tegalluar.
Terpantau pada CCTV, Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar menggunakan taksi Blue Bird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB.
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar merupakan hoaks.
Seorang mahasiswa bernama Raka mengarang cerita untuk meminta uang kepada orangtuanya.
Polisi Cileunyi dan KCIC memastikan tidak ada insiden penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024) malam.