Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Padahal, vaksin dan infeksi telinga tidak terhubung sebagai kejadian sebab-akibat.
"Data dari anak yang tidak divaksin (atau serangkaian anak yang tidak divaksin) yang belum pernah mengalami infeksi telinga tidak berarti bahwa vaksin menyebabkan infeksi telinga. Namun, penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi berhubungan dengan penurunan terjadinya infeksi telinga," kata juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC, dikutip dari Leadstories.
Ada dua penelitian yang membuktikan bahwa vaksin tidak menyebabkan infeksi telinga. Penelitian pada 2010 dan 2017.
Ada bermacam vaksin yang direkomendasikan untuk anak sejak lahir sampai usia 18 tahun.
Pemberian vaksin dimaksudkan agar anak-anak terhindar dari penyakit menular, sehingga uji klinis dilakukan untuk meminimalisasi risiko atau efek samping.
Klaim yang menyatakan bahwa anak yang tidak divaksin akan bebas dari infeksi telinga adalah pernyataan keliru yang berpotensi menyesatkan.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa vaksin justru dapat menurunkan tingkat infeksi telinga.
Bahkan, ada vaksin untuk melawan dua bakteri paling umum penyebab infeksi telinga, Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae, misalnya vaksin influenza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.