Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data dan Fakta: Anggaran Bansos Meningkat Jelang Pemilu 2024

Kompas.com - 01/02/2024, 18:16 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Alokasi yang dibutuhkan untuk BLT pangan adalah Rp 11,25 triliun, yang akan dibagikan kepada 18,8 juta keluarga penerima manfaat.

”Sebagian besar (anggaran bansos), kan, sudah ada di APBN, tetapi ini memang ada beberapa perubahan yang mungkin sifatnya merespons kondisi yang ada di masyarakat dan global,” kata Febrio, dikutip dari Kompas.id, Kamis (1/2/2024).

Ia menuturkan, mengingat sifat APBN sebagai peredam guncangan ekonomi, pemerintah akan mendahulukan anggaran yang dinilai paling mendesak.

”Ini tentunya kita akan carikan (anggarannya). APBN akan tetap bisa fleksibel dan ini bagian dari strategi kita mengelola APBN. Kalau ada kebutuhan yang butuh intervensi, APBN siap,” ucap Febrio.

Dengan tambahan kebutuhan anggaran untuk BLT pangan, total anggaran perlinsos tahun ini berpotensi naik menjadi Rp 508,05 triliun, tertinggi sepanjang sejarah.

Politisasi bansos

Dilansir Kompas.id, 4 Januari 2024, Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Egi Primayoga mengatakan, ada kecenderungan politisasi bansos setiap menjelang pemilu atau pemilihan kepala daerah (pilkada).

"Anggaran bansos di tahun pemilu selalu meningkat, meskipun beberapa tahun belakangan ini ada anomali karena (pandemi) Covid-19. (Namun) kalau melihat kondisi Covid-19 yang membaik, kenyataannya tahun (2024) ini (anggaran) bansos meningkat," kata Egi.

Masalahnya, menurut Egi, tak mudah menindak politisasi dalam penyaluran bansos. Kendati politik uang termasuk pidana pemilu, tidak demikian pada pemanfaatan fasilitas pemerintah.

Pasal 280 Undang-Undang Pemilu juga hanya menyebutkan beberapa larangan dalam kampanye, seperti larangan memberikan uang atau materi kepada peserta kampanye serta larangan menggunakan fasilitas pemerintah, termasuk tempat ibadah dan tempat pendidikan.

Dilansir Kompas.com, pengamat kebijakan publik sekaligus Direktur Eksekutif The Prakarsa, Ah Maftuchan mengatakan, pemberian bansos secara langsung oleh Jokowi memperlihatkan praktik politik klientelisme atau transaksional.

Ia berpandangan, Jokowi terkesan ingin mendapatkan kompensasi dari bansos, yakni dukungan rakyat untuk agenda elektoralnya.

Seperti diketahui, anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden nomor urut 2 mendampingi Prabowo Subianto.

Menurut Maftuchan, praktik klientelisme berdampak buruk karena mengancam demokrasi substantif sekaligus mengancam pemenuhan hak-hak dasar warga.

"Praktik politik yang baik adalah pemerintah menjamin pemenuhan hak-hak dasar warga tanpa memandang aspirasi politiknya. Hak-hak dasar warga harus dipenuhi oleh pemerintah dan jangan dipolitisasi," ujar Maftuchan.

Berikut ini berbagai program bansos di era Pemerintahan Presiden Jokowi:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

Hoaks atau Fakta
Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut 'Symphony No. 9'

Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut "Symphony No. 9"

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com