Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Istilah Penyakit X Bukanlah Penyakit Sungguhan

Kompas.com - 01/02/2024, 09:31 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Istilah "penyakit X" yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Internasional atau WHO dipercaya sebagai penyakit nyata di masa depan.

Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, sebaran narasi soal penyakit X tidak disertai konteks utuh.

Narasi yang beredar

Akun Facebook ini pada Kamis (25/1/2024) menyebutkan bahwa penyakit X merupakan penyakit terencana yang akan merebak pada trimester awal 2025.

Ada pula akun Facebook ini pada Rabu (24/1/2024) yang mengeklaim akan ada depopulasi 50 juta manusia.

"Yang X aja berbahaya, gimana yang XXX," tulis akun ini.

Ketiga akun mengunggah gambar yang sama, berisi teks berikut:

WHO PERINGATKAN DUNIA PENYAKIT X LEBIH BERBAHAYA DARI COVID

Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Kamis (25/1/2024), soal istilah Penyakit X yang dipakai WHO.akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Kamis (25/1/2024), soal istilah Penyakit X yang dipakai WHO.
Penelusuran Kompas.com

Alasan WHO menggunakan istilah penyakit X dijelaskan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam forum Davos AM24 pada 17 Januari 2024.

Tedros menjelaskan, WHO setiap tahun membuat daftar penyakit yang muncul, seperti MERS, zika, ebola, dan penyakit lain yang telah diketahui.

Lantas, ada penyakit yang bisa jadi tidak terdeteksi atau mungkin muncul di waktu, lokasi, dan situasi yang tidak diketahui.

"Dan saat itulah kami memberi nama penyakit X. Jadi, penyakit X adalah pengganti penyakit yang tidak diketahui," kata Tedros.

WHO mulai menggunakan istilah penyakit X sejak 2018 dalam tinjauan tahunan penyakit yang diprioritaskan berdasarkan Cetak Biru Penelitian dan Pengembangan.

Para ahli berpendapat bahwa mengingat potensinya untuk menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat dan tidak adanya obat atau vaksin yang manjur, terdapat kebutuhan mendesak untuk mempercepat penelitian dan pengembangan untuk:

  • Demam berdarah Krimea-Kongo (CCHF)
  • Penyakit virus Ebola dan penyakit virus Marburg
  • Demam Lassa
  • Virus corona sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS)
  • Penyakit nipah dan henipavirus
  • Demam Lembah Rift (RVF)
  • Zika
  • Penyakit X

Penyakit X mewakili patogen yang saat ini tidak diketahui dalam epidemi internasional, tetapi berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia.

Maka dari itu, cetak biru Penelitian dan Pengembangan WHO secara eksplisit berupaya untuk memungkinkan kesiapan penelitian dan pengembangan lintas sektoral yang juga relevan untuk “Penyakit X” yang sejauh ini belum diketahui.

Sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa penyakit X lebih berbahaya dari Covid-19 atau tidak.

Kesimpulan

Ada yang perlu diluruskan soal istilah penyakit X yang dipakai WHO.

Penyakit X merupakan sebutan untuk penyakit yang disebabkan oleh patogen yang tidak diketahui kapan, di mana, dan bagaimana akan menyebar.

Sehingga tidak dapat diketahui apakah penyakit di masa depan akan lebih berbahaya dari Covid-19 atau tidak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com