Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Misi Pesawat Antariksa Challenger yang Berujung Tragedi...

Kompas.com - 30/01/2024, 08:40 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan pesawat ulang-alik Challenger yang menewaskan tujuh penumpangnya menjadi catatan kelam sejarah penerbangan antariksa.

Dilansir Britannica, Challenger meledak tak lama setelah lepas landas dari Cape Canaveral, Florida, pada 28 Januari 1986.

Penyebabnya, sambungan antara dua segmen bawah booster roket gagal tertutup akibat suhu dingin yang parah, dan memicu kebocoran udara panas dari dalam booster.

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memberikan kode 51-L untuk misi Challenger yang berujung tragedi itu.

Tujuan misi yakni meluncurkan Satelit Pelacakan dan Relai Data (TDRS-B) dan Spartan Halley, satelit kecil untuk mengamati Komet Halley pada jarak terdekatnya dengan Matahari.

Pada malam sebelum Challenger lepas landas, Florida tengah dilanda gelombang dingin parah yang menyebabkan es tebal menumpuk di landasan peluncuran.

Pada hari-H, peluncuran sempat ditunda hingga pukul 11.38 waktu setempat. Semua tampak normal sampai pesawat keluar dari "Max-Q", yakni periode tekanan aerodinamis terbesar.

Namun tak berselang lama, tepatnya 73 detik setelah lepas landas, Challenger meledak di ketinggian 14.000 meter. Ledakan itu disaksikan oleh orang-orang yang menonton siaran langsung dari layar televisi.

Puing-puing Challenger menghujani Samudera Atlantik selama lebih dari satu jam setelah ledakan. Pencarian yang dilakukan tidak menunjukkan tanda-tanda kru masih hidup.

Kru Challenger terdiri dari komandan Francis Scobee, pilot Michael Smith, astronot Ellison Onizuka, Judith Resnik, dan Ronald McNair, dan insinyur Hughes Aircraft, Gregory Jarvis.

Kru ketujuh adalah seorang guru perempuan dari Concord, New Hampshire, bernama Christa McAuliffe. Ia terpilih menjadi kru lewat seleksi nasional yang dimulai pada 1984.

Rencananya, McAuliffe akan mengajar dua kali dari orbit dan kemudian menghabiskan sembilan bulan berikutnya untuk mengajar siswa di Amerika Serikat.

Pelibatan McAuliffe dimaksudkan untuk memberikan sorotan terhadap peran penting guru dan menarik minat siswa untuk berkarir di bidang teknologi tinggi.

Akan tetapi, semuanya musnah bersamaan dengan meledaknya Challenger. Tragedi itu juga berdampak pada NASA dan misi-misi luar angkasa setelahnya.

Dilansir Space.com, kru penyelamat menghabiskan beberapa minggu untuk memulihkan puing-puing Challenger dan jenazah ketujuh penumpangnya.

Jenazah yang dapat diidentifikasi diserahkan kepada keluarga, sedangkan sisanya dimakamkan di Pemakaman Nasional Arlington pada 20 Mei 1986.

Pesawat ulang alik Challenger saat akan meluncur ke luar angkasa pada 28 Januari 1986National Geographic Channels Pesawat ulang alik Challenger saat akan meluncur ke luar angkasa pada 28 Januari 1986

Laporan penyelidikan menyebutkan, penyebab teknis kecelakaan itu berasal dari O-ring, segel karet pada booster roket yang rusak akibat cuaca dingin saat peluncuran. 

Namun, bencana itu bisa dihindari jika NASA tidak meluncurkan Challenger pada hari yang sangat dingin, menurut wawancara NPR dengan salah satu insinyur pesawat ulang-alik.

Meski sang insinyur menyalahkan dirinya sendiri karena tidak meyakinkan NASA dan para manajer tingkat tinggi mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh cuaca dingin, penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa kecelakaan itu timbul akibat permasalahan jangka panjang. 

Laporan Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Komite Sains dan Teknologi menyimpulkan, tragedi Challenger merupakan kegagalan jangka panjang dalam protokol keselamatan.

Ledakan Challenger mengubah program pesawat ulang-alik. Rencana untuk menerbangkan warga sipil ke luar angkasa (seperti guru atau jurnalis) ditunda hingga 22 tahun berikutnya.

Baru pada tahun 2007 warga sipil kembali terbang dengan pesawat ulang-alik. Ia adalah Barbara Morgan, astronot cadangan McAuliffe, yang terbang dengan Endeavour.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com