Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] UNHCR adalah Komunitas Pencitraan Buatan Amerika, Rohingya Jadi Korban Amerika

Kompas.com - 11/01/2024, 11:01 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim bahwa United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) merupakan komunitas pecitraan yang dibuat oleh Amerika Serikat.

Dalam unggahan juga disebutkan, pengungsi Rohingnya merupakan korban propaganda Amerika yang dikirim ke Indonesia.

Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Narasi yang mengeklaim, UNHCR merupakan komunitas pecitraan yang dibuat oleh Amerika Serikat muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun TikTok ini.

Akun tersebut membagikan sebuah singkat dengan keterangan:

#Rohingya adalah korban propaganda Amerika sengaja dikirim ke Indonesia
#unhcr adalah komunitas pencitraan yg dibuat amerika share temen2 agar tidak menyesal kemudian hari negara kita sedang tidak baik-baik saja

Tangkapan layar TikTok narasi yang menyebut UNCHR merupakan komunitas pencitraan yang dibuat AmerikaAkun Facebook Tangkapan layar TikTok narasi yang menyebut UNCHR merupakan komunitas pencitraan yang dibuat Amerika

Penelusuran Kompas.com

Berdasarakan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang menyebut UNHCR merupakan komunitas pencitaraan yang dibuat Amerika Serikat tidak benar.

Dikutip dari laman unhcr.org, dijelasakan bahwa UNHCR merupakan organisasi global yang berdedikasi menyelamatkan nyawa, melindungi hak-hak, dan membangun masa depan bagi orang-orang yang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya karena konflik dan penganiayaan.

Adapun UNHCR didirikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1950 setelah Perang Dunia Kedua untuk membantu jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal.

Organisasi tersebut memimpin sebuah aksi berskala internasional untuk  melindungi para pengungsi yang dipindahkan secara paksa, dan orang-orang tanpa kewarganegaraan.

Saat ini, UNHCR bekerja di 135 negara. Mereka menyediakan bantuan untuk menyelamatkan jiwa, termasuk tempat tinggal, makanan, air, dan perawatan medis. 

Di Indonesia UNHCR sudah beroperasi sejak tahun 1979, ketika Pemerintah Indonesia meminta bantuan untuk membangun kamp pengungsian di Pulau Galang untuk menampung lebih dari 170,000 pengungsi yang melarikan diri dari konflik di Asia Tenggara.

Sejak penutupan kamp pengungsian di Pulau Galang pada tahun 1996, UNHCR tetap melanjutkan bantuannya bagi Pemerintah Indonesia.

Saat ini, UNHCR memiliki hampir 60 orang staff yang bekerja di kantor utama di Jakarta dan di empat lokasi lainnya di Indonesia yakni Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang dan Makassar.

Adapun, dilansir dari Kompas.id, para pengungsi Rohingya meninggalkan tempat tinggalnya disebabkan genosida sistematis yang dilakukan Pemerintah Myanmar selama berpuluh tahun.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com