"Permasalahan judi online dan pinjaman online tidak dapat dipecahkan hanya dengan pendidikan literasi keuangan," kata Imam.
Pendapat lainnya disampaikan oleh Peneliti Think Policy, Alexander Michael Tjahjadi.
Alexander mengambil data SNLIK OJK sepuluh tahun terakhir, yang menunjukkan bahwa literasi keuangan Indonesia meningkat pesat.
Pada 2013 indeks literasi keuangan 21,8 persen lalu menjadi 49,68 persen pada 2022. Sementara, inklusi keuangan meningkat dari 59,4 persen menjadi 85,10 persen pada periode yang sama.
Dapat disimpulkan pada 2022, 1 dari 2 orang Indonesia sudah memiliki pengetahuan tentang produk keuangan.
Berdasarkan hasil riset dan ekonometri Asian Development Bank 2020 menunjukkan, pengaruh pendidikan penting dalam literasi keuangan dan pada gilirannya memengaruhi kemiskinan.
Sementara, terdapat empat hambatan yang memengaruhi indeks literasi keuangan, yakni tingkat pendidikan, keinginan untuk mempelajari finansial, paradigma legalitas produk keuangan, dan infrastruktur yang tidak merata.
Sementara dari sisi konsumsi, tekanan sosial memengaruhi pengeluaran masyarakat.
"Tekanan sosial mempengaruhi bagaimana orang mengkonsumsi produk finansial yang ada. Fenomena pinjol dan judi online bukan saja masalah literasi finansial tetapi konsumsi yang berlebih," ungkap Alexander.
Survei dari UOB Indonesia mencatat, pengeluaran generasi milenial berpusat pada makanan, kecantikan, perjalanan, dan aktivitas digital. Data lain menunjukkan laki-laki urban memiliki pengeluaran yang lebih besar, tergantung jumlah anggota keluarganya.
Sehingga, yang penting untuk diketahui masyarakat selain literasi keuangan adalah manajemen keuangan.
Pasalnya, informasi dari OJK sudah memfasilitasi masyarakat untuk untuk mengetahui legalitas produk keuangan dan juga modul keuangan.
Sejauh ini sudah ada 101 pinjol terdaftar disertai modul literasi keuangan.
"Tetapi permasalahannya, akses tersebut sangat rendah sehingga orang terjebak," imbuh Alexander.
***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)