[HOAKS] Bendera Resmi Palestina pada 1939 Ada Gambar Bintang Daud

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan menyatakan bahwa bendera resmi Palestina pada 1939 berbeda dengan bendera yang sekarang ada.

Foto yang beredar di media sosial menampilkan bendera dengan dua warna, biru di kiri dan putih di kanan. Pada bagian tengahnya terdapat bintang kuning, yang disebut sebagai simbol Bintang Daud.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.

Narasi yang beredar

Foto bendera resmi Palestina pada 1939 ditemukan di akun Facebook ini, ini, dan ini.

Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 23 November 2023:

Bendera palestina ini masih tercatat di Larousse French dictionary edisi cetak 1939.

akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, 23 November 2023, soal bendera resmi Palestina biru-putih dengan simbol Bintang Daud.

Penelusuran Kompas.com

Foto bendera Palestina yang terdapat dalam galeri kamus bahasa Prancis Larousse pada 1939 ditemukan di unggahan Wikimedia ini, ini, dan ini.

Foto di Wikipedia diunggah oleh akun seseorang asal Israel, yang diambil dari situs web. Namun, bendera yang diunggah bukanlah bendera resmi Palestina.

Profesor dari Joseph and Rebecca Meyerhoff Program and Center for Jewish Studies Universitas Maryland, Shay Hazkani menyebutkan, bendera dalam foto tidak ada dalam sejarah Palestina.

"Bendera ini tampaknya merupakan bendera tidak resmi yang terkadang muncul di kapal milik Yahudi selama masa wajib ketika nama resmi negara dalam bahasa Inggris masih Palestina," kata Hazkani, dilansir Reuters.

Antara 1920 dan 1948, wilayah Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris.

Periset dari Institute of Palestine Studies, Salim Tamari mengatakan, selama pemerintahan Inggris berkuasa, bendera Palestina yang dipakai seperti di tautan ini.

Tamari menyebutkan, bendera yang beredar di media sosial dengan simbol Bintang Daud merupakan salah satu contoh gerakan Zionis di wilayah tersebut.

Direktur Center for Jewish Studies Harvard University, Derek Penslar menyampaikan informasi serupa.

"Versi modifikasi dari Union Jack digunakan untuk beberapa keperluan pemerintahan," ujarnya.