China bertahap membedakan ilmu tentang alam semesta dan ramalan yang dikaitkan dengan benda langit.
Astronomi dan matematika merupakan bagian dari ajaran Konfusius. Namun, astronomi dan astrologi merupakan dua cabang pengetahuan yang berbeda.
Menurut studi Perlintasan Batas: Astronomi Barat di Tiongkok Konfusianisme 1600-1800, astronomi dianggap sebagai bagian dalam seni Konfusianisme.
Astronomi difungsikan sebagai pembuat kalender, memprediksi peristiwa langit yang tidak normal, dan untuk ramalan.
Baca juga: Penemuan Eureka, Asteroid Unik di Planet Mars
Kedatangan para Jesuit Eropa seperti Matteo Ricci (1552-1610), memperkenalkan masyarakat China pada pemahaman alam semesta menurut negara lainnya.
Para Jesuit tersebut juga membawa benda dan pengetahuan, seperti teleskop, instrumen Tychonic, trigonometri, dan rumus logaritma.
Pada 1610, para astronom China berhasil memprediksi gerhana Matahari pada 1610.
Salah satu astronom istana, yang juga kenal dengan Ricci, mengusulkan terjemahan buku-buku astronomi Barat dan mencatat preseden teks-teks astronomi Muslim telah diterjemahkan pada awal Dinasti Ming.
Pengetahuan masyarakat China pun semakin berkembang, begitu pula pemahaman soal bentuk Bumi serta alam semesta.
Baca juga: Teleskop James Webb Ungkap Era Reionisasi Alam Semesta