Terowongan Seikan juga sempat menjadi jalur kereta bawah tanah terpanjang di dunia selama puluhan tahun, sampai pada 2016 Swiss membangun Gotthard Base Tunnel yang berhasil mengunggulinya.
Terowongan sebagai jalur kereta itu ternyata membawa penumpang jauh lebih sedikit dibanding proyeksi awal.
Muncul alternatif lainnya yakni transportasi udara yang tarifnya tak terpaut jauh.
Kendati demikian, Terowongan Seikan tetap menjadi jalur utama untuk kereta pengangkut barang, terutama barang-barang pertanian.
Sekitar 2,47 juta ton kargo, termasuk 60 persen bawang merah dan 40 persen kentang yang ditanam di Hokkaido, didistribusikan melalui terowongan tersebut pada fiskal 2015.
Ketika Jepang menjalankan kereta penumpang super cepat Shinkansen, lalu jalur penumpang lainnya dihentikan.
Sekitar 50 kereta barang dan 30 Shinkansen melewati Terowongan Seikan setiap hari.
Rupanya, kereta berkecepatan itu membawa masalah bagi kereta barang karena menghasilkan gelombang kejut dalam terowongan. Akibatnya, terjadi masalah logistik.
Solusinya, Shinkansen harus menurunkan kecepatannya, serta koordinasi transit yang lebih hati-hati agar kedua kereta barang dan penumpang dapat tetap beroperasi,
“Logistik Jepang telah meningkat secara signifikan berkat Terowongan Seikan. Kami akan berupaya agar kereta barang terus memainkan peran (logistik) yang signifikan,” kata Shuji Tamura, presiden Japan Freight Railway Co kepada Japan Times.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.