KOMPAS.com - Pemain sepak bola Denis Law dikenang sebagai salah satu penyerang terbaik. Law menjadi andalan lini depan Manchester United (MU) pada era 1960-an. Bersama George Best dan Sir Bobby Charlton, mereka dijuluki sebagai "United Trinity".
Selama 11 tahun berkarier di MU, pria kelahiran 14 Februari 1940 itu mencetak 237 gol. Law menjadi pencetak gol terbanyak nomor tiga dalam sejarah klub, di bawah Bobby Charlton dan Wayne Rooney.
Dikutip dari laman resmi MU, Law mengawali karier bersama klub Liga Inggris, Huddersfield Town, pada 1955. Lima tahun berselang pemain berjuluk "The King" itu pindah ke Manchester City, sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Italia untuk bergabung dengan Torino.
Baca juga: Sir Alex Ferguson Tak Pelit Ilmu, Ten Hag Pamer Pergantian Jitu di MU
Di Torino, Law hanya bertahan satu tahun. Pada 1962, manajer MU saat itu, Matt Busby, membujuknya kembali ke Manchester untuk bergabung dengan Setan Merah.
Untuk mendatangkan Law, MU harus mengeluarkan 115.000 poundsterling. Saat didatangkan ke MU, Law sudah menjadi pemain reguler tim nasional Skotlandia, usai menjalani debutnya pada 1958 di usia 18 tahun.
Law tak butuh waktu lama untuk unjuk gigi. Ia mencetak gol perdananya pada 18 Agustus1962, ketika MU melawan West Bromwich Albion. Law tampil kompak bersama George Best dan Bobby Charlton.
Tahun 1963, Law menjadi aktor penting kemenangan MU ketika mengandaskan Leicester City 3-1 di final Piala FA. Law menjadi pembuka gol dalam laga yang membuat MU meraih gelar Piala FA keenamnya. Berkat penampilan apiknya, Law menerima Ballon d'Or pada 1964.
Satu tahun berikutnya Law semakin tampil impresif dengan mengantarkan MU juara liga Inggris. Di musim 1965 itu ia mencetak 30 gol dalam 41 penampilan, dan ditetapkan menjadi top skor. Ia kembali mengantarkan MU juara liga Inggris pada tahun 1967.
Baca juga: Jassim bin Hamad Al Thani Jadi Calon Pemilik Baru MU, Kekayaannya Capai Rp 19 Triliun
Sayangnya Law mengalami cedera sehingga tidak bisa tampil ketika MU menjuarai Piala Eropa 1968. Ketika rekan-rekannya mengalahkan Benfica di final, Law masih terbaring di rumah sakit usai menjalani operasi lutut.
Perjalanan karier Law di MU berakhir tahun 1973, setelah ia tidak lagi menjadi pilihan utama manajer baru MU saat itu, Tommy Docherty. Kemudian Law kembali bergabung dengan Manchester City dengan status bebas transfer.
Gol yang membuat MU terdegradasi
Setelah bergabung dengan Manchester City, Law datang ke Old Trafford sebagai musuh pada 1974.
Dikutip dari Goal, saat itu MU membutuhkan kemenangan untuk bisa selamat dari degradasi. Sebab, Setan Merah berada di posisi 20 klasemen dari total 22 tim di Liga Inggris.
Selain wajib menang melawan Manchester City, nasib MU juga ditentukan hasil pertandingan Birmingham yang berada di posisi ke-19.
Namun harapan MU untuk bisa selamat dari degradasi pupus, mereka justru tumbang dari Manchester City dengan skor tipis 0-1.
Baca juga: MU Umumkan Nomor Punggung Wout Weghorst, Bangkitkan Kisah Gary Neville
Pertandingan itu menjadi semakin pahit bagi MU, karena satu-satunya gol diciptakan oleh mantan bintang mereka, Denis Law.
Law mencetak gol untuk Manchester City ketika pertandingan hanya tersisa 8 menit melalui backheel, usai menerima umpan Franny Lee.
Gol itu disebut-sebut sebagai gol ikonis yang mengantarkan Manchester United terdegradasi dari divisi utama liga Inggris.
Meskipun sebenarnya, jika MU menang pun akan tetap akan terdegradasi, mengingat Birmingham berhasil mengalahkan Norwich.
Dikutip dari Daily Mail, Law mengaku merasa tertekan setelah menjebol gawang mantan klub yang membesarkannya. Law mengungkapkan, saat itu ia tidak menginginkan terjadinya gol.
"Saya jarang merasa begitu tertekan seperti yang saya rasakan pada akhir pekan itu. Dalam 19 tahun karier, saya berusaha sekuat tenaga untuk mencetak gol, namun pada momen itu saya tidak berharap bahwa bola masuk. Saya tidak dapat dihibur. Saya tidak ingin itu terjadi," kata Law.
Law mengungkapkan kesedihannya melihat mantan rekannya di MU harus menerima terdegradasi. Bagi Law meski di lapangan mereka adalah musuh, namun setelah peluit pertandingan berakhir tetaplah sahabat.
“Saya bermain dengan semua orang itu. Mereka adalah sahabat. Saya tidak ingin mereka jatuh. Itu adalah hal terakhir di dunia yang saya inginkan. Rasanya tidak enak.” ungkap Law.
“Kami bukan teman di lapangan. Kami akan saling menendang. Tapi begitu peluit akhir pertandingan berbunyi, semuanya berubah. Kami pergi ke bar untuk minum secangkir teh, kopi atau bir,” imbuhnya.
Baca juga: Tragedi Munich 6 Februari 1958, Memori Kelam Manchester United
Meski mencetak gol yang membuat MU terdegradasi, Law tetaplah legenda yang dicintai oleh para penggemar Setan Merah.
Di dekat Stadion Old Trafford dibuat sebuah patung Law yang tengah berdiri dan berangkulan dengan Chalton dan Best yang merupakan trio terbaik dalam sejarah klub tersebut.
Law pensiun setelah final Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Selama kariernya total ia tampil 55 kali untuk tim nasional Skotlandia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.