Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen Polisi Menyamar Jadi Wartawan Dinilai Ancaman Serius bagi Pers

Kompas.com - 22/12/2022, 13:23 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Empat belas tahun bukan waktu yang singkat bagi Iptu Umbaran Wibowo untuk menyamar menjadi seorang wartawan.

Selama itu pula Bowo, panggilan akrabnya, dinilai berbohong kepada sejumlah orang, termasuk teman-teman dekatnya yang satu profesi sebagai wartawan.

Bowo dinilai mahir menyembunyikan indentitasnya sebagai seorang intelijen kepolisian dengan menyamar menjadi wartawan TVRI Jateng.

Seperti wartawan pada umumnya, hari-hari Bowo diisi dengan meliput berita. Bowo juga tercatat pernah menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Blora dan mengantongi sertifikasi wartawan madya. 

Belakang penyamaran itu terbongkar dan menjadi topik yang ramai diperbincangkan setelah Bowo diangkat menjadi Kapolsek Kradenan, Polres Blora, Senin (12/12/2022).

Disusupkannya anggota kepolisian menjadi wartawan mendapat kritik dari beberapa pihak, karena dianggap mengancam kebebasan pers.

Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Indonesia, Ade Wahyudin mengatakan bahwa adanya anggota intelijen yang menyamar menjadi wartawan dapat membuat narasumber tidak terbuka dalam memberikan informasi kepada wartawan.

Di samping itu, penyamaran intelijen juga dapat menghilangkan kepercayaan publik kepada wartawan maupun media. Lembaga yang menyusupkan intelijen menjadi wartawan pun harus mendapat kritik keras.

"Kalau sengaja disusupkan saya pikir kita harus protes keras terhadap lembaga yang menyusupkan," kata Ade dalam webinar catatan akhir tahun Komite Keselamatan Jurnalis, Rabu (21/12/2022).

"Jangan sampai kemudian teman-teman whistleblower maupun narasumber khawatir ketika diwawancara wartawan dan tidak terbuka, yang akhirnya membuat tujuan dari informasi publik tidak tercapai." ujarnya.

Ade mendorong kepada Dewan Pers maupun PWI untuk segera melakukan penyelidikan terkait Iptu Umbaran Wibowo yang begitu rapi menyamar menjadi wartawan selama belasan tahun.

Penyelidikan tersebut untuk mengetahui apakah ada pemalsuan indetitas atau status.

"Kalau itu ada, artinya itu sebuah pelanggaran hukum dan itu merupakan penghinaan bagi sebuah profesi. Kami menganggap itu merupakan ancaman serius bagi teman-teman pers," tutur Ade.

Menurut dia, secara fungsi antara pers dengan kepolisian jelas sangat berbeda. Wartawan menggunakan undang-undang pers dalam menjalankan mandat kepentingan publik berdasarkan kerja-kerja jurnalistik.

Sedangkan, kepolisian menjalankan mandat publik berdasarkan undang-undang kepolisian sebagai penegak hukum.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com