Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Misinformasi, Peringatan Tsunami di Jepang Pascaerupsi Semeru

Kompas.com - 05/12/2022, 18:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi pada Minggu (4/12/2022) sore.

Setelah peristiwa itu, di media sosial tersiar kabar bahwa Badan Metereologi Jepang memperingatkan adanya potensi tsunami di Jepang terkait erupsi Semeru.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi tersebut.

Badan Meteorologi Jepang memastikan tidak ada perubahan signifikan pada level air pasang yang teramati di sepanjang pantai Jepang dan negara-negara lain selama hampir tujuh jam setelah letusan.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai peringatan tsunami di Jepang yang berkaitan dengan erupsi Semeru, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

Akun-akun tersebut mengutip pemberitaan beberapa media.

Berikut salah satu narasi yang diunggah pada Minggu (4/11/2022):

Gunung semeru di lumajang Jawa timur, erupsi dan memuntahkan awan panas, Badan Meteorologi jepang pun memperingatkan, ancaman timbulnya tsunami di wilayah Jepang akibat erupsi gunung semeru,
semoga semuanya selamat, warga lumajang semuanya, maupun bencana di seluruh dunia,
Aamiin

Tangkapan layar unggahan dengan narasi keliru di sebuah akun Facebook, Minggu (4/11/2022), mengenai peringatan tsunami di Jepang yang berkaitan dengan erupsi Semeru.akun Facebook Tangkapan layar unggahan dengan narasi keliru di sebuah akun Facebook, Minggu (4/11/2022), mengenai peringatan tsunami di Jepang yang berkaitan dengan erupsi Semeru.
Penelusuran Kompas.com

Misinformasi terjadi ketika media Jepang mengabarkan mengenai peringatan tsunami di Pulau Miyako dan Yaeyama di Prefektur Okinawa setelah letusan, sekitar pukul 11.18 waktu Jepang.

Media seperti Kyodo News dan NKH secara jelas memberitakan bahwa Badan Meteorologi Jepang memastikan tidak ada kejadian tsunami akibat erupsi Semeru.

Badan Meteorologi Jepang memantau satelit cuaca Himawari-9 untuk mengamati penyebaran abu vulkanik.

Badan tersebut memeriksa apakah letusan tersebut dapat memengaruhi kondisi di Jepang. Hasilnya, tidak ada perubahan signifikan pada tingkat pasang surut yang diamati di sepanjang pantai Jepang, bahkan tujuh jam setelah letusan.

Kendati demikian, informasi itu terdistorsi sehingga muncul narasi bahwa Jepang memperingatkan mengenai tsunami setelah erupsi Semeru, padahal tidak ada kaitannya.

Sementara, Subkoordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengatakan, erupsi Semeru tidak akan menyebabkan tsunami di Indonesia.

Pasalnya, awan panas dari erupsi Semeru tidak mencapai lautan.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Saat Indonesia Raih Piala Uber Pertama pada 1975

Kilas Balik Saat Indonesia Raih Piala Uber Pertama pada 1975

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Ronaldo Berikan Bola ke Penggemar Al Nassr, Bukan Anak Palestina

[KLARIFIKASI] Ronaldo Berikan Bola ke Penggemar Al Nassr, Bukan Anak Palestina

Hoaks atau Fakta
Manipulasi Foto Donald Trump Ditangkap Polisi

Manipulasi Foto Donald Trump Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bank Dunia Tuntut Diakhirinya Pertanian pada 2030

[HOAKS] Bank Dunia Tuntut Diakhirinya Pertanian pada 2030

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bayi 5 Bulan di Sumbar Terkena Tumor, Bukan Hamil

[KLARIFIKASI] Bayi 5 Bulan di Sumbar Terkena Tumor, Bukan Hamil

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Demo Terkait Kasus Pegi Setiawan di Cirebon pada 2 Juni 2024

[HOAKS] Video Demo Terkait Kasus Pegi Setiawan di Cirebon pada 2 Juni 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Pemulihan Listrik di Lampung Tidak sampai 8 Hari

[KLARIFIKASI] Pemulihan Listrik di Lampung Tidak sampai 8 Hari

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Pilot Helikopter Presiden Iran adalah Agen Mossad 'Eli Koptar'

[VIDEO] Beredar Hoaks Pilot Helikopter Presiden Iran adalah Agen Mossad "Eli Koptar"

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Ada Paket COD di Yogya dari Sindikat Narkoba China

INFOGRAFIK: Hoaks Ada Paket COD di Yogya dari Sindikat Narkoba China

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks 5 Tokoh sebagai Pendiri NASA, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks 5 Tokoh sebagai Pendiri NASA, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Atta Halilintar dan Raffi Ahmad Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Atta Halilintar dan Raffi Ahmad Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
OpenAI Ungkap Firma Israel Gunakan AI untuk Sebar Disinformasi

OpenAI Ungkap Firma Israel Gunakan AI untuk Sebar Disinformasi

Data dan Fakta
[HOAKS] Restoran Burger Cepat Saji Akan Tutup Permanen

[HOAKS] Restoran Burger Cepat Saji Akan Tutup Permanen

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Pengibaran Bendera Palestina di PBB pada 2015, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Pengibaran Bendera Palestina di PBB pada 2015, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Kucing Selamat dari Kebakaran di Jeddah, Tidak Terkait Serangan Israel

[KLARIFIKASI] Video Kucing Selamat dari Kebakaran di Jeddah, Tidak Terkait Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com