KOMPAS.com - Puluhan orang telah menghubungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk mengonfirmasi kabar mengadopsi bayi korban bencana alam.
Gempa bumi Cianjur terjadi pada 21 November 2022, yang terus diikuti gempa susulan dan menyebabkan setidaknya 328 korban jiwa.
Setelah kejadian itu, beredar kabar adanya kesempatan untuk mengadopsi bayi anak korban gempa yang tengah dirawat di RSUD Sayang.
Wakil Direktur Pendidikan dan Pengembangan Mutu RSUD Sayang Cianjur, dr Sanny Sanjaya, MHKes mengatakan, pihaknya menerima banyak pertanyaan terkait kesempatan adopsi.
Baca juga: Awas Hoaks, BMKG Tidak Sebarkan Voice Note Akan Terjadi Gempa di Waduk CIrata
Orang-orang yang ingin mengadopsi bayi menghubungi pihak RS melalui telepon, datang ke meja pelayanan informasi RSUD, hingga bertemu secara pribadi.
"Kami menerangkan dengan baik-baik, karena mereka pun juga sangat berharap, tapi itu kan hoaks aja, enggak benar, itu berita menyesatkan," kata Sanny melalui telepon, Senin (28/11/2022).
Dia menjelaskan, hoaks itu dicetuskan oleh seseorang melalui aplikasi daring, dari proses mitigasi bencana yang dilakukan RSUD Sayang setelah gempa.
Pihak RSUD mengeluarkan pasien dari gedung setelah terjadi gempa pertama. Untuk pasien bayi dan anak-anak dikumpulkan tersendiri agar tidak campur dengan pasien lain.
Namun seseorang mengambil foto mereka dan mengatakan seolah-olah anak-anak itu boleh diadopsi, karena mereka adalah anak dari keluarga korban gempa.
Baca juga: Sederet Fakta Terkait Gempa Cianjur Berkekuatan M 5,6
Sanny menjelaskan, pihaknya memberikan keterangan yang benar dan melalui klarifikasi di akun Instagram RSUD Sayang, hingga efek hoaks itu pun semakin berkurang.
"Mungkin ada yang iseng, dibumbui dengan kalimat-kalimat itu tadi, yakni siapa yang mau adopsi. Padahal itu semuanya punya, ibunya ada, keluarganya ada, itu pun sudah selamat, semuanya diberikan ke orang tuanya," kata dia.
Dia juga menjelaskan, tempat perawatan pasien anak pun kini tetap dipisah dengan pasien dewasa. Kendati semuanya tinggal di tenda.
Secara umum, pihaknya tengah merawat 28 pasien dengan luka ringan hingga sedang. Sementara pasien dengan luka berat dipindahkan ke rumah sakit penyangga.
Hingga wawancara dilakukan, pihaknya belum pernah merawat anak atau bayi yatim piatu korban gempa.
Jika nanti ada, penanganan lebih lanjut akan dikoordinasikan dengan Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.