Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di Facebook membahas sengketa Kepulauan Pasir yang berada di sebelah selatan Pulau Rote, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan informasi keliru.
Klaim yang disertakan tidak hanya terkait sengketa kepemilikan Kepulauan Pasir, melainkan bahwa Indonesia menjadi penguasa luar angkasa karena memiliki satelit militer raksasa setelah mengalahkan Australia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut hoaks.
Video yang telah ditonton lebih dari 648.000 kali itu memperlihatkan berbagai kegiatan militer, termasuk penembakan di atas kapal laut maupun di darat.
Narasi suara yang disertakan menyatakan bahwa militer Indonesia berhasil mengalahkan tentara Australia yang dibantu tentara bayaran dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Para musuh Indonesia itu disebutkan kabur sampai di daerah terpencil di wilayah Australia. Informasi itu disebut bersumber dari media bernama "Fifa Militer".
Dalam narasi yang dibacakan, tidak disebutkan bahwa Indonesia menjadi penguasa luar angkasa setelah memiliki satelit militer raksasa pertama di dunia.
Namun, dalam keterangan tertulis yang disertakan, disebutkan klaim demikian. Bunyinya sebagai berikut:
Indonesia Jadi Penguasa Luar Angkasa?? Nkri Ciptakan Satelit Militer Raksasa Pertama Di Dunia
Hal mendasar yang perlu diketahui publik untuk membantah hoaks ini adalah: tidak ada sengketa wilayah antara Indonesia dan Australia terkait Pulau Pasir.
Indonesia mengakui bahwa Kepulauan Pasir milik Australia, yang merupakan warisan dari Inggris di masa lalu.
Dengan demikian, informasi yang menyatakan terdapat perang antara Indonesia hingga berhasil mengusir tentara Australia adalah hoaks yang membahayakan diplomasi kedua negara.
Hoaks itu berupaya menghasut masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan kebencian terhadap Australia.
Adapun terkait kapasitas eksplorasi antariksa dan luar angkasa, Indonesia hingga saat ini belum memiliki kemampuan mumpuni.
Indonesia memang beberapa kali meluncurkan satelit, tetapi masih belum bisa dianggap sebagai "penguasa luar angkasa" sebagaimana narasi dalam unggahan itu.