Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar sebuah konten di Facebook yang diklaim memperlihatkan pergeseran tanah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat saat terjadi gempa 5,6 M pada Senin (21/11/2022).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten tersebut bukan memperlihatkan pergeseran tanah yang terjadi saat gempa melanda Cianjur.
Konten itu berasal dari unggahan YouTube KompasTV, 6 Oktober 2018, yang memperlihatkan citra satelit likuifaksi tanah di komplek perumahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah.
Konten yang diklaim memperlihatkan pergeseran tanah di Cianjur dibagikan di Facebook oleh akun ini pada Selasa (22/11/2022).
Berikut narasi yang dibagikan:
PENAMPAKAN PERGESERAN TANAH PASCA GEMPA #gempa #cianjur #bencana #reelsfb
Setelah gempa terlihat jelas pergeseran tanah ngeri banget
Harta yang kita banggakan di dunia tidak ada apa-apanya jika melihat ini
Video yang dibagikan memperlihatkan detik-detik tanah bergerak dan menghancurkan rumah-rumah yang dibangun di atasnya.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan bahwa video yang dibagikan di Facebook itu identik dengan unggahan YouTube KompasTV, 6 Oktober 2018.
Video yang diunggah KompasTV berjudul Begini Citra Satelit Likuifaksi Tanah di Petobo. Berikut deskripsi video:
Usai gempa yang mengguncang Palu dan Donggala, terjadi fenomena likuifaksi tanah di komplek perumahan Petobo, Sulawesi Tengah.
Dalam video, dapat dilihat dengan jelas bagaimana pemukiman warga diseret oleh lumpur akibat dari likuifaksi.
Likuifaksi merupakan perubahan tanah yang padat menjadi likuid. Fenomena ini biasanya terjadi pasca-bencana gempa bumi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten Facebook yang diklaim memperlihatkan pergeseran tanah saat terjadi gempa Cianjur adalah hoaks.
Video itu adalah citra satelit likuifaksi tanah di komplek perumahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah yang diunggah di kanal YouTube KompasTV pada 6 Oktober 2018.
Video tersebut dicatut dan dibagikan ulang di Facebook dengan narasi menyesatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.