Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ho Chi Minh, Proklamator Kemerdekaan Vietnam yang Diabadikan Jadi Nama Kota

Kompas.com - 03/09/2022, 11:55 WIB
Ahmad Suudi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketidakpuasan Ho Chi Minh terhadap pemerintahan di negerinya, Vietnam, telah tampak saat dia mengikuti pendidikan di Akademi Nasional di Kota Hue.

Tak sampai lulus, dia dikeluarkan dari akademi karena memprotes kepemimpinan kaisar Bao Dai dan pengaruh Perancis di Semenanjung Indochina.

Dilansir dari History.com, Ho terlahir dengan nama Nguyen Sinh Cung pada 19 Mei 1890, di sebuah desa di provinsi Nghe, Vietnam tengah, dari ibu Hoang Thi Loan dan ayahnya Nguyen Sinh Sac.

Keluar dari akademi, ia mendapatkan pekerjaan sebagai juru masak di kapal uap milik Perancis pada tahun 1911, dan berkeliling dunia mengikuti jalur pelayaran kapal.

Baca juga: Hengkangnya Pasukan Terakhir Angkatan Darat AS dari Vietnam pada 11 Agustus 1972...

Setelah beberapa tahun melakukan perjalanan dia tinggal sementara di London, Inggris, dan pindah ke Perancis, yang mempertemukannya pada gerakan komunisme.

Ia ikut serta dalam pendirian Partai Komunis Perancis pada tahun 1920. Ho melanjutkan perjalanan ke Uni Soviet untuk memperdalam pengetahuan ideologi itu dan strategi penyebarannya.

Pada 1924 ia berpindah ke China dan mengorganisasi pengikut komunis dari orang-orang Vietnam yang terbuang di sana.

Tiga tahun kemudian ia diusir dari China dan melanjutkan perjalanan hingga mengakhirnya dengan pulang ke Vietnam.

Proklamasikan negeri komunis Vietnam

Saat pulang ke Vietnam pada 1941, Ho membentuk pasukan gerilya bernama Viet Minh. Sementara itu, Jepang telah menduduki kawasan Indochina yang sebelumnya dikuasai Perancis.

Ho Chi Minh turut berdiri melawan Jepang di China selatan, dengan membangun komunikasi pada Sekutu. Namun, justru Vietnam yang akhirnya jatuh ke tangan Jepang pada 1945, setelah direbut dari Perancis.

Baca juga: Polemik Resolusi Teluk Tonkin dan Perang AS di Vietnam yang Dipicu Laporan Tak Jelas

Ketika Jepang kalah dari Sekutu dan mengakhiri Perang Dunia II, Ho memberanikan diri memproklamasikan kemerdekaan Vietnam sebagai negara komunis pada 2 September 1945.

Perancis masih berusaha untuk setidaknya menguasai Vietnam bagian selatan. Pembahasan kesepakatan dengan Ho gagal pada 1946, hingga Perancis memborbardir Kota Haipong di Vietnam utara yang menewaskan ribuan orang.

Viet Minh membalas dengan melakukan serangan pada pasukan Perancis di Kota Hanoi pada akhir tahun itu.

Mao Zedong pemimpin komunis China mendukung Viet Minh, sementara Amerika Serikat (AS) berada di belakang Vietnam selatan yang dikuasi Perancis.

Perancis mengalami kekalahan besar di Dien Bien Phu, barat laut Vietnam, hingga menawarkan perundingan yang akhirnya digelar di Jenewa. Setelah itu disepakati pemisahan Vietnam utara untuk Viet Minh dan selatan untuk Perancis.

Pada periode 1950-an, Ho yang kerap disapa Paman Ho, membentuk gerilyawan komunis di Vietnam selatan bernama Viet Cong.

Amerika Serikat menurunkan militernya mendukung Vietnam Selatan sampai satu dekade, tapi Ho tetap bertahan.

Vitenam utara dan selatan pun akhirnya bersatu dalam kendali Ho, pada 30 April 1975.

Kota Saigon berganti nama menjadi Kota Ho Chi Minh untuk mengenang Ho yang meninggal pada tanggal 2 September 1969.

Sementara bagi Amerika Serikat, Perang Vietnam adalah perang di luar negeri paling lama yang mereka ikuti dan paling tidak populer di sana.

Jumlah korban nyawa orang Amerika Serikat 58 orang dan dua juta orang Vietnam dari kalangan militer maupun sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com