KOMPAS.com - Ketidakpuasan Ho Chi Minh terhadap pemerintahan di negerinya, Vietnam, telah tampak saat dia mengikuti pendidikan di Akademi Nasional di Kota Hue.
Tak sampai lulus, dia dikeluarkan dari akademi karena memprotes kepemimpinan kaisar Bao Dai dan pengaruh Perancis di Semenanjung Indochina.
Dilansir dari History.com, Ho terlahir dengan nama Nguyen Sinh Cung pada 19 Mei 1890, di sebuah desa di provinsi Nghe, Vietnam tengah, dari ibu Hoang Thi Loan dan ayahnya Nguyen Sinh Sac.
Keluar dari akademi, ia mendapatkan pekerjaan sebagai juru masak di kapal uap milik Perancis pada tahun 1911, dan berkeliling dunia mengikuti jalur pelayaran kapal.
Baca juga: Hengkangnya Pasukan Terakhir Angkatan Darat AS dari Vietnam pada 11 Agustus 1972...
Setelah beberapa tahun melakukan perjalanan dia tinggal sementara di London, Inggris, dan pindah ke Perancis, yang mempertemukannya pada gerakan komunisme.
Ia ikut serta dalam pendirian Partai Komunis Perancis pada tahun 1920. Ho melanjutkan perjalanan ke Uni Soviet untuk memperdalam pengetahuan ideologi itu dan strategi penyebarannya.
Pada 1924 ia berpindah ke China dan mengorganisasi pengikut komunis dari orang-orang Vietnam yang terbuang di sana.
Tiga tahun kemudian ia diusir dari China dan melanjutkan perjalanan hingga mengakhirnya dengan pulang ke Vietnam.
Saat pulang ke Vietnam pada 1941, Ho membentuk pasukan gerilya bernama Viet Minh. Sementara itu, Jepang telah menduduki kawasan Indochina yang sebelumnya dikuasai Perancis.
Ho Chi Minh turut berdiri melawan Jepang di China selatan, dengan membangun komunikasi pada Sekutu. Namun, justru Vietnam yang akhirnya jatuh ke tangan Jepang pada 1945, setelah direbut dari Perancis.
Baca juga: Polemik Resolusi Teluk Tonkin dan Perang AS di Vietnam yang Dipicu Laporan Tak Jelas
Ketika Jepang kalah dari Sekutu dan mengakhiri Perang Dunia II, Ho memberanikan diri memproklamasikan kemerdekaan Vietnam sebagai negara komunis pada 2 September 1945.
Perancis masih berusaha untuk setidaknya menguasai Vietnam bagian selatan. Pembahasan kesepakatan dengan Ho gagal pada 1946, hingga Perancis memborbardir Kota Haipong di Vietnam utara yang menewaskan ribuan orang.
Viet Minh membalas dengan melakukan serangan pada pasukan Perancis di Kota Hanoi pada akhir tahun itu.
Mao Zedong pemimpin komunis China mendukung Viet Minh, sementara Amerika Serikat (AS) berada di belakang Vietnam selatan yang dikuasi Perancis.
Perancis mengalami kekalahan besar di Dien Bien Phu, barat laut Vietnam, hingga menawarkan perundingan yang akhirnya digelar di Jenewa. Setelah itu disepakati pemisahan Vietnam utara untuk Viet Minh dan selatan untuk Perancis.
Pada periode 1950-an, Ho yang kerap disapa Paman Ho, membentuk gerilyawan komunis di Vietnam selatan bernama Viet Cong.
Amerika Serikat menurunkan militernya mendukung Vietnam Selatan sampai satu dekade, tapi Ho tetap bertahan.
Vitenam utara dan selatan pun akhirnya bersatu dalam kendali Ho, pada 30 April 1975.
Kota Saigon berganti nama menjadi Kota Ho Chi Minh untuk mengenang Ho yang meninggal pada tanggal 2 September 1969.
Sementara bagi Amerika Serikat, Perang Vietnam adalah perang di luar negeri paling lama yang mereka ikuti dan paling tidak populer di sana.
Jumlah korban nyawa orang Amerika Serikat 58 orang dan dua juta orang Vietnam dari kalangan militer maupun sipil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.