KOMPAS.com - Genghis Khan, yang juga dikenal sebagai Jenghis Khan (1162-1227), selama hidupnya dikenal sebagai pemimpin bangsa Mongol yang menguasai daratan luas, dari Laut Jepang ke barat hingga Laut Kaspia.
Wilayah kekuasaan Genghis Khan meliputi seluruh China, Eropa Timur, hingga sebagian Timur Tengah.
Dilansir dari History.com, Genghis Khan terlahir dengan nama Temujin di sekitar perbatasan Mongolia dan Siberia, dari ayah seorang kepala suku kecil, sekitar tahun 1162.
Saat itu konflik antar-klan dan suku di Mongolia sering terjadi, sampai muncul budaya menjarah, menculik wanita, dan perbudakan orang-orang dari klan yang dikuasai.
Ibu Temujin sendiri merupakan wanita yang sebelumnya diculik ayahnya dari klan lain. Ia pun memiliki beberapa saudara tiri dari ibu-ibu lainnya.
Baca juga: Misteri Makam Genghis Khan, di Manakah?
Temujin tumbuh dalam situasi yang keras. Ayahnya diracun hingga tewas saat dia berusia 10 tahun.
Ibu dan enam saudara kandungnya dibuang klan untuk menghindari tanggung jawab memberi penghidupan.
Dia juga pernah diperbudak oleh klan yang membuang mereka itu, beruntung Temujin bisa kabur. Ia juga tercatat pernah membunuh kakak tirinya untuk memimpin keluarga.
Temujin berkembang menjadi pejuang karismatik dan ditakuti. Dia kemudian aktif berupaya mengumpulkan pengikut dan menghimpun aliansi dengan pemimpin potensial lainnya.
Baca juga: Kisah Jenderal Jebe, Pejuang Andalan Mongol yang Awalnya Ingin Bunuh Jenghis Khan
Ketika perempuan yang dinikahinya pada 1178, Borte, diculik klan musuh, ia melakukan operasi penyelamatan ke sarang musuh yang semakin membuatnya disegani.
Pengikutnya semakin banyak, hingga Temujin mencetuskan aturan-aturan yang melawan adat saat itu. Misalnya, penganut animisme itu membebaskan pengikutnya dalam keimanan.
Aturan lainnya, larangan menculik dan memperbudak wanita, hanya melakukan penjarahan setelah peperangan dimenangkan secara total, dan membaurkan pasukan dari berbagai klan dalam 10 kelompok.
Dia berhasil mengalahkan seluruh saingannya, termasuk mantan sahabatnya Jamuka pada 1205.
Setelah menyatukan suku-suku itu, Temujin menjadi raja dengan sebutan Chinggis Khan yang berarti penguasa universal.
Amerika Serikat mencatat namanya sebagai Genghis Khan. Sementara sebagian masa kecilnya tertulis dalam naskah Mongolia tertua berupa buku berjudul The Secret History of the Mongols.
Wilayah kekuasaan Genghis Khan saat itu mirip dengan kawasan Mongolia saat ini. Namun dia meneruskan penguasaan kawasan lain, diawali Kerajaan Xi Xia di barat laut China.
Setelah Kerajaan Xia Xia menyerah dan membayar upeti, mereka beralih ke Dinasti Jin di China utara. Jenghis Khan melanjutkan invasi pada tahun 1219, yakni ke Kekaisaran Khwarezm di Turkmenistan, Uzbekistan, Afghanistan dan Iran saat ini.
Meskipun kalah jumlah pada dua musuh terakhir, pasukan Jenghis Khan selalu menuai kemenangan. Mereka juga mendapatkan banyak pengrajin terampil pengolah kayu dan perhiasan.
Namun, ia mendapati Kerajaan Xia Xia tidak patuh padanya dengan tidak mengirimkan bala bantuan untuk peperangan melawan Kekaisaran Khawarizmi.
Pada 18 Agustus 1227 atau 795 tahun yang lalu, Jenghis Khan meninggal setelah terjatuh dari kudanya dan terluka, dalam perjalanan menuju Kerajaan Xia Xia.
Invasi yang dilakukannya berisi tindakan-tindakan kejam, namun juga berhasil menghubungkan peradaban barat dan timur. Keturunannya, termasuk Ogodei dan Khubilai, pun aktif menginvasi wilayah baru.
Kerajaan Mongol sempat berupaya menguasai Jepang dan Jawa sebelum akhirnya pecah pada abad ke-14. Keturunan Jenghis Khan yang terakhir, digulingkan pada tahun 1920.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.