Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Hoaks Mengklaim Wortel asal AS Direndam Pemutih, Memperparah Kanker

Kompas.com - 04/08/2022, 12:12 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di Facebook menyebutkan bahwa wortel baby-cut atau wortel muda dengan bentuk ramping dan tekstur lembut, dan wortel biasa dengan bagian atas dipotong, telah melalui proses direndam zat pemutih dan bahan kimia.

Dilansir dari Reuters, klaim itu mengatakan wortel tersebut direndam zat pemutih dan chlorpropham yang bersifat herbisida, untuk memperpanjang keawetannya, hingga bertahan selama sembilan bulan.

Proses yang diterapkan untuk bahan pangan itu, kata seorang pria dalam video, sangat berbahaya karena bisa memperparah kanker.

"Jika saya menderita kanker, saya pasti akan melihat (memeriksa kembali) jenis wortel yang saya makan," kata seorang pria dalam video itu.

Unggahan dari akun bernama Louis Smith itu telah mendapatkan setidaknya 300.000 tanggapan. Sebagian berkomentar bahwa mereka sepakat dengan klaim yang disampaikan dalam video.

Situs pengecekan fakta seperti Snopes dan website kesehatan seperti Drweil menyatakan bahwa wortel baby-cut diproses dengan pembilasan menggunakan air mengandung klorin sebagai antimikroba.

Di sana juga dijelaskan, kadar klorin yang digunakan dalam air untuk pencucian dan pendinginan wortel, sama dengan yang terkandung dalam air ledeng di Amerika Serikat.

Wakil Presiden Grimmway Farms selaku produsen wortel terbesar di Amerika Serikat, Dana Brennan, menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan air mengandung klorin, yang biasa digunakan untuk disinfektan, dalam mencuci dan mendinginkan wortel.

Hal itu, kata Brennan, sesuai dengan praktik standar industri yang telah umum dan berbagai sertifikasi pangan, dari sertifikasi pertanian organik hingga perizinan pangan Amerika Serikat (FDA).

Menurut dia, perusahaannya tidak menggunakan bahan kimia lain dan bahwa proses pencucian dan pendinginan wortel pasca-panen secara konvensional dan organik menempuh cara yang sama.

"Saat kami mencuci dan mendinginkan wortel kami, sejumlah kecil klorin digunakan di dalam air untuk membantu mencegah potensi penyebaran penyakit, patogen bawaan makanan," kata Brennan.

Profesor dari Cornell University College of Agriculture and Life Sciences yang berspesialisasi dalam keamanan pangan dan toksikologi, Motoko Mukai, mengatakan bahwa belum ada temuan chlorpropham bisa memperparah kanker.

Dia mengatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA) tidak memasukkan chlorpropham sebagai karsinogen atau zat yang dapat menyebabkan kanker.

"Chlorpropham tidak digunakan dalam wortel di AS. Chlorpropham juga tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia oleh WHO atau EPA," kata Mukai kepada Reuters.

Dengan demikian, klaim bahwa wortel baby-cut dan wortel biasa yang dipotong bagian atasnya di Amerika Serikat telah direndam chlorpropham merupakan informasi keliru.

Demikian juga bawah klorin dan chlorpropham yang digunakan akan memperparah kangker pada pemakan wortel itu juga tidak terbukti secara ilmiah. Reuters menyimpulkan klaim dalam unggahan akun Louis Smith itu menyesatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com