KOMPAS.com - Kabar gembira datang dari upaya konservasi owa (gibbon) di hutan dekat kuil Angkor Wat, Kamboja.
Dilansir dari AFP, Selasa (2/8/2022) setelah nyaris punah karena perburuan, kini populasi monyet langka itu dikonfirmasi mulai pulih.
Hal itu merupakan buah kerja sama kelompok konservasi Wildlife Alliance, otoritas kehutanan, dan lembaga yang mengelola Angkor Wat, Apsara Authority.
Pemulihan populasi owa telah dimulai sejak 2013, dengan melepaskan sepasang owa di hutan dekat kuil Angkor Wat.
Pasangan owa bernama Baray dan Saranick itu lahir dari orang tua yang diselamatkan dari perdagangan satwa liar dan menghasilkan keturunan setahun kemudian.
"Kami sekarang telah melepaskan empat pasang owa yang berbeda di dalam hutan Angkor dan mereka berkembang biak, dan sekarang tujuh bayi telah lahir," kata Nick Marx, direktur program penyelamatan dan perawatan Wildlife Alliance.
Secara global, owa adalah salah satu keluarga primata yang paling terancam. Owa khas Kamboja bahkan terdaftar sebagai spesies yang terancam punah.
Menurut Marx, ada harapan bahwa begitu bayi owa mencapai kematangan seksual dalam waktu sekitar lima hingga delapan tahun, mereka juga akan berpasangan dan kawin.
"Apa yang kami harapkan di masa depan adalah menciptakan populasi hewan yang berkelanjutan, yang kami lepaskan di sini di dalam hutan Angkor yang menakjubkan," kata Marx.
Menurut Chou Radina dari Apsara Authority, mulai pulihnya populasi owa di hutan Angkor Wat merupakan sebuah kemenangan besar.
Ia mengatakan, program konservasi satwa liar di hutan Angkor Wat telah melepaskan lebih dari 40 hewan dan burung lainnya termasuk lutung perak, rusa muntjac, berang-berang berbulu halus, kucing macan tutul, musang, rangkong, dan merak hijau.
Semua satwa diselamatkan dari pedagang, disumbangkan, atau lahir di penangkaran di suaka margasatwa Phnom Tamao dekat Phnom Penh.