Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Hoaks, Belum Ada yang Bisa Prediksi Kapan Gempa Bumi Terjadi...

Kompas.com - 10/06/2022, 16:44 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada Rabu (8/6/2022) diikuti dengan penyebaran misinformasi.

Usai gempa berkekuatan M 5,8 terjadi, warga Mamuju menerima pesan berantai yang beredar melalui aplikasi WhatsApp (WA).

Pesan itu berisi prediksi atau ramalan akan terjadi gempa susulan berkekuatan M 6,0 pada Jumat (10/6/2022) malam.

Tak pelak, informasi itu menimbulkan kepanikan.

Baca juga: Mamuju Diramalkan Akan Diguncang Gempa M 6,0, Ini Bantahan BMKG

Dibantah BMKG

Informasi yang tidak jelas asal-usulnya itu segera dibantah oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengimbau masyarakat Mamuju untuk tidak mempercayai ramalan gempa yang beredar lewat WA itu.

"Kepada saudara-saudara saya di Mamuju dan sekitarnya mohon dengan sangat jangan pernah percaya dengan ramalan gempa yang akan terjadi di Mamuju sekitar magnitudo 6,0," kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (10/6/2022) siang.

Menurut Daryono, hingga saat ini belum ada penemuan sains dan teknologi yang mampu memprediksi secara akurat waktu terjadinya gempa bumi.

"Jangan pernah percaya dengan peramal gempa. Hingga saat ini belum ada sains dan teknologi yang mampu meprediksi dengan tepat dan akurat kapan gempa akan terjadi," tuturnya.

Baca juga: [HOAKS] Gempa 6,7 M di Banten Berpusat di Gunung Krakatau

Hoaks, pesan WA berisi ramalan Mamuju akan dilanda gempa M 6,0Screenshot Hoaks, pesan WA berisi ramalan Mamuju akan dilanda gempa M 6,0

Soal prediksi gempa

Sehubungan dengan beredarnya prediksi atau ramalan gempa bumi di Mamuju, Daryono memberikan pandangannya.

Daryono mengatakan, melakukan riset prediksi gempa bumi merupakan hal yang sangat baik.

Ia menambahkan, hal itu juga termasuk perbuatan mulia karena bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengurangi risiko bencana gempa bahkan tsunami.

Riset prediksi gempa bumi sudah sejak lama dilakukan oleh BMKG menggunakan data anomali geomagnet, emisi gas radon dan lain-lain.

Daryono mengatakan, BMKG juga mendukung pihak-pihak mana pun yang dengan giat melakukan riset prediksi gempa.

"Akan tetapi, jika masih dalam ranah riset maka harus bisa menahan diri, untuk sementara hasilnya hanya diinformasikan dan dikomunikasikan di kalangan terbatas," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Data dan Fakta
[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

Hoaks atau Fakta
Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Data dan Fakta
Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Hashim Akui Kemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024

[HOAKS] Hashim Akui Kemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
Menyoal Gazawood dan Pallywood, Tudingan Manipulasi Korban Serangan Israel

Menyoal Gazawood dan Pallywood, Tudingan Manipulasi Korban Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Cristiano Ronaldo Dukung Anak-anak Palestina Hasil Manipulasi AI

[KLARIFIKASI] Video Cristiano Ronaldo Dukung Anak-anak Palestina Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com