KOMPAS.com - Misinformasi dan disinformasi beredar di media sosial sepanjang pekan ini. Sebarannya beragam, mulai dari topik yang sedang ramai diperbincangkan, kesehatan, hingga propaganda.
Proses pencarian Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril Kamil, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menjadi perhatian publik sepekan penuh.
Eril dilaporkan menghilang saat berenang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada Kamis (26/5/2022) pukul 11.24 waktu setempat. Di tengah musibah tersebut, ada saja sebaran hoaks di media sosial.
Ada pula hoaks seputar kesehatan tentang khasiat cairan batang pisang dan penyebaran HIV/AIDS melalui pemeriksaan gula darah.
Berikut ringkasan penelusuran fakta, dari berbagai informasi keliru yang beredar di media sosial sepanjang pekan ini:
Kompas.com menemukan beberapa hoaks terkait Eril. Ada yang menyebut bahwa interpol Swiss telah menemukan Eril. Ada pula yang mengatakan posisi Eril sudah diketahui pada pencarian hari kelima.
Beredar pula narasi yang menyebut bahwa Eril telah ditemukan terseret arus sejauh 800 meter.
Faktanya, setelah tim SAR Swiss dan pihak keluarga melakukan pencarian selama delapan hari berturut-turut, Eril belum kunjung ditemukan.
Pihak keluarga yang diwakili oleh kakak kandung Ridwan Kamil, Erwin Muniruzaman menyampaikan konferensi pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (3/6/2022).
Pihaknya menyatakan, bahwa keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Eril dan meyakini bahwa buah hatinya telah wafat.
"Innalillahi wa Innalillahi rajiun, Kang Emil dan Teh Lia sudah menyampaikan bahwa mereka ikhlas dan meyakini bahwa Emmeril Kahn Mumtadz yang kita kenal sebagai Eril, sudah wafat. Berpulang ke rahmatullah karena tenggelam," kata Erwin.
Shalat gaib pun telah dilaksanakan untuk mendoakaan almarhum Eril.
Penelusuran faktanya dapat dilihat di sini, di sini, dan di sini.
Potongan video lama kuliah umum Profesor Jeffrey Winters beredar luas di media sosial.
Video itu diiringi narasi keliru yang menyebut bahwa Winters sedang memberi doktrin kepada mahasiswa untuk melawan pemerintah. Narasi itu menudingnya sebagai agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).
Padahal, dalam video itu, Winters sedang menyampaikan kuliah umum di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 8 Juni 2015.
Dia memaparkan materi mengenai kekuasaan oligarki di Indonesia. Winters juga tidak menyebut melawan pemerintah RI, tetapi menyebut melawan kekuasaan oligarki.
Selain itu, tidak ada data yang membuktikan klaim bahwa Jeffrey A. Winters merupakan agen CIA.
Winters memiliki minat penelitian oligarki dan elite yang mencakup berbagai kasus sejarah dan kontemporer, termasuk Athena, Roma kuno, Eropa abad pertengahan, Amerika Serikat, Singapura, Filipina, serta Indonesia.
Dia menjadi pendiri berbagai lembaga studi, seperti EDGS, ISRSF, dan Program Ilmu Sosial di Pusat Transformasi Kebijakan Publik Jakarta.
Baca penelusuran lebih lanjut di sini.
Tersiar informasi mengatasnamakan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana, Bali.
Informasi itu berisi imbauan untuk melaporkan orang yang menawarkan cek gula darah gratis. Disebutkan, itu merupakan upaya penyebaran HIV/AIDS.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menegaskan bahwa informasi tersebut hoaks.
Ternyata, ini adalah hoaks berulang yang pernah beredar di Kota Malang, Jawa Timur pada Desember 2017. Informasi itu beredar melalui pesan berantai yang dibagikan melalui WhatsApp dan Facebook.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Dr dr Asih Tri Rachmi meyakini di kotanya tidak ada kasus seperti yang dinarasikan.
Cek lebih lanjut di sini.
Beredar narasi di media sosial yang menyebut bahwa cairan batang pisang dapat dijadikan obat untuk asam lambung dan kerontokan rambut.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr Inggrid Tania, MSI menjelaskan, hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan khasiat cairan batang pisang sebagai obat penyakti lambung.
"Dan belum ada penelitiannya juga. Jadi sampai saat ini info tersebut tidak benar," ujar Inggrid saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/5/2022).
Pihaknya menyarankan agar mereka yang memiliki penyakit lambung untuk tidak meminum cairan batang pisang dengan sembarangan.
"Kalau untuk obat lambung tak dianjurkan diminum karena risiko efek samping karena cairan batang pisang yang tidak steril," ucapnya.
Sementara, terkait penelitian cairan batang sebagai obat untuk kerontokan rambut, memang pernah dilakukan tetapi baru pada rambut kelinci.
Meski belum diuji pada manusia, tetapi Inggrid tidak mempermasalahkan jika masyarakat ingin mencobanya.
"Jadi tidak apa-apa kalau mau mencoba. Masih tergolong relatif aman karena pemakaiannya tidak dengan diminum," kata dia.
Penelusuran lebih lengkap baca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.