Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menghindari Scam Saat Berbelanja Online...

Kompas.com - 15/03/2022, 08:55 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penipuan atau scamming dapat terjadi di bermacam platform, termasuk e-commerce.

Pandemi Covid-19 membuat belanja online yang sudah menjadi tren, semakin meningkat karena menjadi kebutuhan.

Berdasarkan catatan Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC), meskipun tidak banyak kasus penipuan belanja online yang dilaporkan, tetapi angka kerugian yang dihasilkan mendominasi sepanjang tahun lalu.

Tercatat kerugian yang ditimpulkan penipuan online sepanjang 2021 mencapai 770 juta dollar atau sekitar Rp 11 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 persen penipuan belanja online, yang mengakibatkan kerugian 45 persen dari total kasus.

Baca juga: Tandai, Ini Daftar Hoaks Link Scam Sepanjang 2021

Sebagian besar penipuan itu membuat seseorang memesan produk di online-shop, tetapi produknya tidak pernah sampai atau sama sekali tidak dikirimkan.

Agar tidak terjebak penipuan serupa, simak tips menghindari scam saat berbelanja online berikut:

1. Cermati situs web penjual

Pastikan menggunakan aplikasi atau platform e-commerce yang terpercaya.

Dilansir dari Forbes, 24 Februari 2022, penting untuk mencermati informasi detail penjual, seperti nomor telepon, alamat, atau email.

Informasi seperti alamat situs web, hingga data penjual bisa dipalsukan. Maka penting untuk mengenali situs dengan benar dan mencermati data penjual.

Jangan pernah memakai platform e-commerce atau fitur belanja di media sosial, yang tidak memberikan informasi memadai tentang keamanan privasi, syarat dan ketentuan penggunaan, penyelesaian sengketa, atau detail kontak.

Baca juga: Ini Contoh Link Phishing dan Cara Menghindarinya

2. Cek reseller resmi dan ulasan pembeli lainnya

Jika Anda berbelanja dari pengecer atau reseller, lihat apakah pengecer itu diizinkan untuk menjual produk dari merek yang bersangkutan.

Terlepas dari apakah pengecer menjual produk asli atau bukan, biasakan untuk melihat ulasan toko atau penjual dari pembeli lainnya.

Beberapa platform e-commerce menyediakan rating dan ulasan terhadap toko dan produk yang dijualnya.

Kita bisa mengamati bagaimana ulasan pembeli lainnya terhadap suatu barang, sebelum benar-benar membeli barang tersebut.

Ilustrasi belanja online.Dok. Shutterstock/RossiAgung Ilustrasi belanja online.

Salah satu metode penipuan belanja online terbaru melibatkan penggunaan platform media sosial untuk mendirikan toko online palsu.

Mereka membuka toko dalam waktu singkat, yang sering kali menjual pakaian atau perhiasan bermerek palsu.

Setelah melakukan sejumlah penjualan, toko-toko tersebut menghilang. Mereka juga menggunakan media sosial untuk mengiklankan situs palsu mereka, jadi jangan percaya sebuah situs hanya karena Anda telah melihatnya diiklankan atau dibagikan di media sosial.

Cara terbaik untuk mendeteksi pedagang palsu atau penipuan belanja online media sosial adalah dengan mencari ulasan sebelum membeli.

Baca juga: [HOAKS] Warga Ukraina Jual Tank Rusia di Situs Jual-Beli Online

3. Hindari klik sembarang pop-up

Dikutip dari Scam Watch, salah satu cara menghindari scam saat belanja online adalah menghindari mengeklik teks, jendela pop-up, tautan, atau lampiran dalam email yang mencurigakan.

Langsung hapus dan jangan klik sembarangan link.

Jika tidak yakin, verifikasi identitas kontak atau kebenaran pesan yang Anda terima melalui sumber independen, media sosial resmi platform atau penjual, serta menelusuri secara daring.

4. Jaga data pribadi

Kebiasaan sehari-hari yang abai terhadap keamanan data pribadi, juga rentan membuat Anda rentan terjebak penipuan.

Biasakan untuk selalu mengunci kotak surat dan menghancurkan detail kiriman dari paket yang Anda terima.

Berbelanja secara online akan melibatkan jasa pengiriman paket, sehingga kita kerap abai terhadap data pribadi yang terpampang jelas pada kemasan paket. Hancurkan kemasan paket dari pembelian online, sebelum membuangnya.

Baca juga: Data Pribadi yang Sebaiknya Tidak Disebarkan di Medsos

Sementara, kebiasaan yang perlu diterapkan, seperti menggunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akses digital Anda. Pilih kata sandi yang sulit ditebak dan perbarui secara teratur.

Kata sandi yang kuat harus mencakup campuran huruf besar dan kecil, angka, dan simbol.

Penting juga untuk menyimpan kata sandi dan nomor pin di tempat yang aman.

Berhati-hatilah dengan seberapa banyak informasi pribadi yang Anda bagikan di media sosial. Scammers dapat menggunakan informasi dan gambar Anda untuk membuat identitas palsu atau menargetkan Anda.

Lindungi keamanan perangkat seluler dan komputer Anda dengan autentikasi dua langkah.

Selalu gunakan perlindungan kata sandi, jangan berbagi akses digital dengan orang lain, rajin perbarui softwere keamanan, dan buat cadangan konten.

Baca juga: Tips Membuat Password yang Kuat...

Lindungi jaringan WiFi Anda dengan kata sandi dan hindari menggunakan komputer umum atau hotspot WiFi untuk mengakses keuangan, perbankan, atau layanan lain yang membuat Anda memberikan informasi pribadi.

5. Hati-hati terhadap permintaan detail keuangan

Waspadalah terhadap permintaan apa pun yang berkaitan detail keuangan atau perbankan Anda.

Jangan pernah mengirim uang atau memberikan detail kartu kredit, rekening, detail akun online, atau salinan dokumen pribadi kepada siapa pun yang tidak Anda kenal atau percayai.

Jangan pernah setuju untuk mentransfer uang atau barang untuk orang lain. Pada tingkat paling berbahaya, Anda bisa terjebak dalam pencucian uang yang merupakan tindak pidana.

6. Waspadalah pembayaran yang tidak biasa

Saat melakukan pembayaran online, hanya bayar item menggunakan layanan pembayaran yang aman.

Scammers sering meminta menggunakan metode pembayaran yang tidak biasa, termasuk menggunakan pembayaran di muka melalui wesel, kartu debit, wire transfer, kartu hadiah, kartu iTunes, transfer dana internasional, atau mata uang elektronik, seperti Bitcoin.

Jika Anda terjebak penipuan dengan mengirim pembayaran dengan salah satu metode tersebut, sulit untuk memulihkan uang yang sudah terlanjur dikirim.

Pikirkan dua kali sebelum menggunakan mata uang virtual seperti Bitcoin. Mata uang tersebut tidak memiliki perlindungan yang sama seperti metode transaksi lainnya sehingga Anda tidak dapat memperoleh uang kembali setelah Anda mengirimkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com