Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Menilik Klaim Sinar UV Jadi Faktor Rendahnya Kasus Omicron Indonesia

Kompas.com - 07/02/2022, 17:03 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Penjelasan epidemiolog

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa klaim kasus Covid-19 di Indonesia rendah karena pengaruh pancaran sinar UV masih berupa hipotesis dan belum dapat dibuktikan kebenarannya.

"Ini lebih ke arah hipotesis yang belum punya landasan atau bukti ilmiah," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Menurut Dicky, hipotesa mengenai pengaruh pancaran sinar UV terhadap virus bukan kali pertama ini mengemuka. Hal serupa juga pernah muncul, misalnya terkait dengan flu.

Baca juga: Apakah Varian Omicron Meningkatkan Kasus Kematian di Indonesia?

Ia mengatakan, faktor penyebab tingginya angka kasus Covid-19 di sebuah negara lebih dipengaruhi oleh kapasitas testing.

Dicky kemudian mengutip data yang dihimpun Our World in Data.

Dari data tersebut negara-negara ekuator (khatulistiwa) yang merasakan pancaran sinar UV lebih tinggi, memiliki kapasitas testing Covid-19 yang jauh lebih rendah dibanding negara-negara di luar kawasan ekuator.

"Negara-negara di kawasan jauh dari ekuator memiliki tren kapasitas testing yang jauh lebih baik, bahkan sudah jauh melebihi saran tes adekuat WHO (5 orang dites per 1.000 penduduk per minggu)" kata Dicky.

Berikut kapasitas testing sejumlah negara per 4 Februari 2022:

  • Inggris: 19 orang dites per 1.000 penduduk per minggu
  • Amerika Serikat: 5 orang dites per 1.000 penduduk per minggu
  • Australia: 5 orang dites per 1.000 penduduk per minggu
  • Indonesia: 3 orang dites per 1.000 penduduk per minggu
  • Brasil: 2 orang dites per 1.000 penduduk per minggu
  • Kenya: 1 orang dites per 1.000 penduduk per minggu

Strategi 3T lebih berpengaruh

Lebih lanjut, Dicky menyebutkan bahwa negara-negara ekuator memiliki kematian yang lebih tinggi dari negara yang tidak beriklim tropis.

"Ini sekali lagi berkorelasi dengan lemahnya 3T (test, trace, treatment) yang mengakibatkan pengabaian/kelemahan/keterlambatan di deteksi kasus secara cepat yang berakibat pada tingginya kematian," kata Dicky.

Sinar ultraviolet terdiri dari tiga jenis, yakni UV A, UV B, dan UV C. Dicky mengatakan, sinar ultraviolet yang efektif untuk membunuh virus adalah sinar UV C.

"Nah ultraviolet C itu ya sudah tersaring, enggak ada yang sampai ke Bumi. Kalau sampai ke Bumi dalam satu gelombang yang efektif membunuh virus ini, wah kita semua celaka. Karena manusia sensitif sekali. Orang harus ke dokter spesialis kulit kalau begitu," kata Dicky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com