Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa klaim kasus Covid-19 di Indonesia rendah karena pengaruh pancaran sinar UV masih berupa hipotesis dan belum dapat dibuktikan kebenarannya.
"Ini lebih ke arah hipotesis yang belum punya landasan atau bukti ilmiah," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/2/2022).
Menurut Dicky, hipotesa mengenai pengaruh pancaran sinar UV terhadap virus bukan kali pertama ini mengemuka. Hal serupa juga pernah muncul, misalnya terkait dengan flu.
Baca juga: Apakah Varian Omicron Meningkatkan Kasus Kematian di Indonesia?
Ia mengatakan, faktor penyebab tingginya angka kasus Covid-19 di sebuah negara lebih dipengaruhi oleh kapasitas testing.
Dicky kemudian mengutip data yang dihimpun Our World in Data.
Dari data tersebut negara-negara ekuator (khatulistiwa) yang merasakan pancaran sinar UV lebih tinggi, memiliki kapasitas testing Covid-19 yang jauh lebih rendah dibanding negara-negara di luar kawasan ekuator.
"Negara-negara di kawasan jauh dari ekuator memiliki tren kapasitas testing yang jauh lebih baik, bahkan sudah jauh melebihi saran tes adekuat WHO (5 orang dites per 1.000 penduduk per minggu)" kata Dicky.
Berikut kapasitas testing sejumlah negara per 4 Februari 2022:
Lebih lanjut, Dicky menyebutkan bahwa negara-negara ekuator memiliki kematian yang lebih tinggi dari negara yang tidak beriklim tropis.
"Ini sekali lagi berkorelasi dengan lemahnya 3T (test, trace, treatment) yang mengakibatkan pengabaian/kelemahan/keterlambatan di deteksi kasus secara cepat yang berakibat pada tingginya kematian," kata Dicky.
Sinar ultraviolet terdiri dari tiga jenis, yakni UV A, UV B, dan UV C. Dicky mengatakan, sinar ultraviolet yang efektif untuk membunuh virus adalah sinar UV C.
"Nah ultraviolet C itu ya sudah tersaring, enggak ada yang sampai ke Bumi. Kalau sampai ke Bumi dalam satu gelombang yang efektif membunuh virus ini, wah kita semua celaka. Karena manusia sensitif sekali. Orang harus ke dokter spesialis kulit kalau begitu," kata Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.