Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spotify Perbarui Kebijakan Konten Podcast Terkait Covid-19

Kompas.com - 05/02/2022, 07:49 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Spotify memperbarui kebijakan terkait konten Covid-19 dan misinformasi di platformnya, mulai Minggu (30/1/2022).

Spotify tengah menghadapi polemik lantaran dianggap membiarkan penyebaran hoaks, karena tidak menghapus salah satu episode podcast Joe Rogan yang dianggap membahayakan.

Setelah mendapat protes dan berbagai masukan dari para ilmuwan, serta pakar kesehatan masyarakat, Spotify akhirnya menerbitkan aturan terbaru untuk konten yang dianggap berbahaya, sensitif, ilegal, atau mengindikasikan penipuan.

"Melanggar aturan dapat mengakibatkan konten yang melanggar dihapus dari Spotify. Pelanggaran berulang atau berat dapat mengakibatkan akun ditangguhkan dan/atau dihentikan," tulis Spotify dalam aturan terbarunya.

Baca juga: Joe Rogan Picu Kontroversi, Spotify Dituntut Tindak Tegas Misinformasi di Podcast

Pernyataan CEO Spotify

CEO Spotify Daniel Ek berharap aturan terbaru ini bisa memandu para pembuat konten di Spotify.

Pihaknya juga berkomitmen untuk mengambil langkah lebih lanjut dari sekedar menghapus konten.

"Kami sedang berupaya untuk menambahkan saran konten ke setiap episode podcast yang mencakup diskusi tentang Covid-19," ujar dia dalam sebuah pernyataan, Minggu (30/1/2022).

Saran konten ini akan mengarahkan pendengar ke Covid-19 Hub khusus milik Spotify.

Kanal ini khusus menyediakan akses informasi berdasarkan fakta, data, sumber terpercaya, serta informasi terkini yang dibagikan oleh para ilmuwan, dokter, akademisi, dan otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia.

"Upaya baru untuk memerangi misinformasi ini akan diluncurkan ke negara-negara di seluruh dunia dalam beberapa hari mendatang," ujar Daniel.

Baca juga: Terkait Konflik Neil Young vs Spotify, Ini Tanggapan Podcaster Joe Rogan

Menurut pihaknya, saran konten semacam Covid-19 Hub merupakan pionir di antara platform podcast dan audio lainnya.

Selanjutnya, Spotify juga akan mencoba meningkatkan kesadaran dan akuntabilitas pembuat konten melalui sorotan aturan platform terbarunya.

Podcast kontroversial Joe Rogan

Pembaruan aturan di Spotify ini diawali oleh siaran podcast "The Joe Rogan Experience".

Pada episode 31 Desember 2021, Rogan menampilkan dr Robert Malone, seorang spesialis penyakit menular yang populer di kalangan anitvaksin.

Sebelumnya, Twitter memblokir akun karena kerap menyebarkan misinformasi tentang Covid-19. Maline mengkampanyekan narasi bahwa jutaan orang telah dihipnotis agar percaya bahwa vaksin berfungsi untuk mencegah penyakit serius.

Sebagai podcaster yang memiliki banyak pengikut, Rogan mendapat protes dari berbagai pihak atas siarannya. Dia dianggap mengkampanyekan antivaksin dan menyebar hoaks.

Terkait podcast yang kontroversital tersebut, Rogan berkilah, mengundang Malone agar bisa mendengar perspektif berbeda.

Dia memberi pembelaan bahwa dia sudah menjadwalkan tamu lain di kanalnya sebagai bentuk informasi pembanding. 

Terkait kebijakan baru di Spotify, Rogan menyambut baik gagasan untuk menambahkan saran konten terkait dengan Covid-19.

Baca juga: Lagu-lagu Neil Young Dihapus dari Spotify, Imbas Ultimatum Disinformasi Covid-19

Protes dari para musisi hingga Pangeran Harry

Dilansir dari AP News, 1 Februari 2022, salah satu portes yang paling kentara datang dari musisi Neil Young.

Neil Young mengecam podcast tersebut dan menilai Spotify melakukan pembiaran terhadap sebaran hoaks di platformnya.

Young pun menghapus musiknya dari Spotify akhir Januari lalu setelah perusahaan tersebut menolak untuk menyingkirkan episode yang mengandung misinformasi vaksin di podcast Joe Rogan.

Protes ini juga didukung oleh Nils Lofgren, gitaris Bruce Springsteen dan anggota Crazy Horse, yang sering berkolaborasi dengan Young. 

Sebagai bentuk solidaritas, penyanyi Joni Mitchell mengatakan bersedia untuk menghapus semua musiknya dari Spotify untuk mendukung kebijakan tegas terkait hoaks.

Selain para musisi, ratusan ilmuwan, profesor, dan pakar kesehatan masyarakat juga mendesak Spotify untuk segera menetapkan kebijakan publik yang jelas untuk memoderasi misinformasi di platformnya.

Bahkan, Pangeran Harry dan istrinya, Meghan, Duchess of Sussex turut angkat bicara melalui perusahaan produksi Archewell Audio milik mereka.

"April lalu, salah satu pendiri kami mulai mengungkapkan keprihatinan kepada mitra kami di Spotify tentang konsekuensi yang terlalu nyata dari kesalahan informasi Covid-19 di platformnya," kata juru bicara Archewell dalam sebuah pernyataan.

Archewell Audio telah menandatangani kontrak multi-tahun untuk memproduksi dan menyelenggarakan podcast di Spotify. Perusahaan ini juga mendesak Spotify untuk memberi perhatian pada sebaran hoaks.

"Kami terus menyampaikan keprihatinan kami kepada Spotify untuk memastikan perubahan pada platformnya, dilakukan untuk membantu mengatasi krisis kesehatan masyarakat ini. Kami berharap, Spotify dapat memenuhi momen ini dan berkomitmen untuk melanjutkan pekerjaan kami bersama seperti sekarang ini," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Data dan Fakta
[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

Hoaks atau Fakta
Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Data dan Fakta
Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Hashim Akui Kemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024

[HOAKS] Hashim Akui Kemenangan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
Menyoal Gazawood dan Pallywood, Tudingan Manipulasi Korban Serangan Israel

Menyoal Gazawood dan Pallywood, Tudingan Manipulasi Korban Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Cristiano Ronaldo Dukung Anak-anak Palestina Hasil Manipulasi AI

[KLARIFIKASI] Video Cristiano Ronaldo Dukung Anak-anak Palestina Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

INFOGRAFIK: Foto Keanu Reeves Lari Menenteng Kamera Bukan karena Mencuri dari Paparazi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Menyebar Ikan Lele ke Saluran Air Bisa Cegah DBD? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[VIDEO] Konteks Keliru soal Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com