KOMPAS.com - Sepekan ini banyak informasi hoaks yang beredar terkait booster vaksin Covid-19, hingga informasi keliru seputar gempa yang belakangan terjadi di Banten.
Informasi keliru berkembang cepat mengikuti tren perbincangan publik.
Contohnya, program booster vaksin Covid-19 yang mulai dilaksanakan bagi masyarakat umum sejak Rabu (12/1/2022).
Sebelum program pemberian booster vaksin dijalankan, beredar hoaks di masyarakat yang disebar melalui media sosial.
Cepatnya sebaran hoaks atau informasi keliru juga dibuktikan ketika terjadi gempa yang menimpa wilayah Banten, pada Jumat (14/1/2022).
Tidak lama setelah gempa terjadi, beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa sumber gempa ada di Gunung Krakatau, padahal bukan.
Tim Cek Fakta Kompas.com, melakukan penelusuran dan konfirmasi terkait sebaran hoaks tersebut.
Berikut rangkuman cek fakta sepanjang pekan ini:
Ada kabar yang mengklaim bahwa masyarakat yang tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan wajib membayar untuk mendapatkan vaksin booster. Informasi itu hoaks.
Sebelumnya, pemerintah memang menyiapkan tiga opsi dalam program vaksinasi ini, yaitu program pemerintah, penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan, dan mandiri alias berbayar. Namun, akihrnya digratiskan karena booster dianggap penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat, mengingat virus corona terus bermutasi.
Baca juga: [HOAKS] Vaksin Booster Berbayar untuk Masyarakat yang Tidak Punya Kartu BPJS Kesehatan
Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi membantah informasi yang menyebutkan jika masyarakat yang tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan wajib membayar untuk mendapatkan vaksin booster.
Presiden Joko Widodo, melalui konferensi persnya juga memutuskan bahwa vaksinasi dosis ketiga gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Informasi keliru soal booster juga menyinggung masalah antibodi yang menurun setelah suntikan vaksin Covid-19.
Tersiar hoaks menyebut bahwa booster vaksin Covid-19 diberikan setiap enam bulan sekali karena antibodi menurun.
Beberapa penelitan memang menyebut bahwa antibodi di dalam tubuh yang dihasilkan vaksin Covid-19, menurun setelah enam bulan menerima dosis kedua.