Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cek Fakta Sepekan: Hoaks KPU Meniadakan Debat dan Virus Baru di China

KOMPAS.com - Hoaks seputar pemilihan umum (pemilu) ditemukan minggu ini terkait debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Ada pula video salah konteks soal instruksi pemenangan salah satu paslon, pernyataan presiden Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA, sampai Perdana Menteri (PM) Israel yang mengaku kalah dan minta maaf kepada Palestina.

Berikut fakta-fakta dari hoaks yang beredar dalam satu pekan belakangan.

Debat capres-cawapres tetap ada

Tersiar narasi yang menyebutkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) meniadakan debat capres-cawapres dalam Pemilu 2024.

Faktanya, KPU telah menetapkan jadwal debat sebanyak lima kali sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Debat digelar di Jakarta dan ditayangkan di seluruh stasiun televisi.

Penelusuran selengkapnya dapat dibaca di sini.

Video salah konteks PM Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang tengah berbicara di tengah tentara disebarkan dengan konteks keliru.

Terjemahan yang beredar menyebutkan Netanyahu mengaku kalah dan meminta maaf kepada Palestina.

Padahal pernyataan asli netanyahu tidak demikian. Ia justru mengajak militer Israel untuk meneruskan perang sampai mereka meraih kemenangan.

Penelusuran Kompas.com menemukan, video bersumber dari YouTube Israeli PM, 26 November 2023. Dalam video aslinya tidak ada sama sekali pernyataan maaf dari Netanyahu.

Video salah konteks Presiden FIFA

Presiden FIFA Giovanni Vincenzo Infantino diklaim kecewa dengan kondisi lapangan Jakarta International Stadium (JIS) yang tergenang air hujan saat perempat final Piala Dunia U17 2023.

Padahal video yang beredar bersumber dari pertandingan Piala Afrika 2022 antara Senegal dan Mesir.

Terjemahan video salah dan tidak sesuai pernyataan asli Infantino.

Hasil penelusuran Kompas.com, Infantino bicara soal pertandingan Piala Afrika dan mengapresiasi para pemainnya.

Hoaks instruksi memenangkan salah satu paslon

Video rombongan orang dengans seragam aparatur sipil negara (ASN) berjalan menuju bus beredar di media sosial.

Narasi video menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan aparat desa untuk memenangkan salah satu paslon.

Padahal, video itu adalah pemberangkatan 697 perangkat desa untuk mengikuti Silaturahmi Nasional Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Jakarta.

Mereka ke Jakarta menuntut penerbitan Nomor Induk Perangkat Desa (NIPD), untuk menjamin pekerjaannya meski kepala desa berganti.

Tim Cek Fakta Kompas.com melabeli video sebagai konten dengan konteks keliru.

Tidak ada virus baru di China

China tengah menghadapi lonjakan kasus pneumonia. Tersiar kalim yang menyebutkan bahwa wabah itu terjadi karena adanya virus baru.

Virus baru itu juga diklaim memiliki gejala mirip Covid-19.

China telah mengkaji wabah pneumonia yang terjadi, tetapi tidak ditemukan adanya patogen baru.

China memiliki sistem untuk mendapatkan informasi tentang tren influenza, penyakit mirip influenza, RSV dan SARS-CoV-2, dan melaporkannya ke platform seperti Sistem Pengawasan dan Respons Influenza Global. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga telah melakukan pemantauan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan wabah pneumonia di China tidak disebabkan oleh virus baru.

"Kita sudah mengeluarkan surat edaran, WHO juga sudah meneliti. Hasilnya, patogen-patogen yang ada di China adalah patogen yang sebelumnya sudah ada. Jadi bukan virus atau bakteri baru, tapi ini virus dan bakteri lama," kata Budi, pada Rabu (29/11/2023).

Fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.

 

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/12/04/124123882/cek-fakta-sepekan-hoaks-kpu-meniadakan-debat-dan-virus-baru-di-china

Terkini Lainnya

[HOAKS] Komedian Sule Meninggal karena Kecelakaan

[HOAKS] Komedian Sule Meninggal karena Kecelakaan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Demo Terkait Kasus Pegi Setiawan di Cirebon pada 1 Juni

[HOAKS] Video Demo Terkait Kasus Pegi Setiawan di Cirebon pada 1 Juni

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Paket COD di Yogyakarta dari Sindikat Narkoba China

[HOAKS] Paket COD di Yogyakarta dari Sindikat Narkoba China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wali Kota Boston Michelle Wu Keturunan Indonesia

[HOAKS] Wali Kota Boston Michelle Wu Keturunan Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Terawan Promosikan Obat Hipertensi

[HOAKS] Video Terawan Promosikan Obat Hipertensi

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Artis Meninggal dan Gibran Batal Dilantik

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Artis Meninggal dan Gibran Batal Dilantik

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Ada Hujan Ikan di Iran, Peristiwa Lele Berserakan Terjadi di China

INFOGRAFIK: Tidak Ada Hujan Ikan di Iran, Peristiwa Lele Berserakan Terjadi di China

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks KFC Beri Voucher 3 Ember Ayam Goreng Gratis, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks KFC Beri Voucher 3 Ember Ayam Goreng Gratis, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Menilik Misi Dokter Lintas Batas di Daerah Bencana sampai Zona Perang

Menilik Misi Dokter Lintas Batas di Daerah Bencana sampai Zona Perang

Data dan Fakta
[HOAKS] Foto Ferdy Sambo Berada di Luar Negeri

[HOAKS] Foto Ferdy Sambo Berada di Luar Negeri

Hoaks atau Fakta
Hoaks soal 5 Pendiri NASA, dari Walt Disney sampai Aleister Crowley

Hoaks soal 5 Pendiri NASA, dari Walt Disney sampai Aleister Crowley

Hoaks atau Fakta
Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Kesetiaan Marco Reus dan Perpisahannya dengan Dortmund...

Data dan Fakta
[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

[HOAKS] Penemuan Tengkorak Raksasa di Sri Lanka

Hoaks atau Fakta
Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Pakar HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel

Data dan Fakta
Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Pembantaian Tulsa, Kekerasan Rasial Terburuk dalam Sejarah AS

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke