KOMPAS.com - Tiga puluh lima tahun lalu, tepatnya 8 Agustus 1988, grup hip hop Amerika Serikat, N.W.A, meluncurkan album debut yang bertajuk Straight Outta Compton.
N.W.A beranggotakan lima musisi kulit hitam, yaitu Eazy-E, Dr Dre, Ice Cube, MC Ren, dan DJ Yella. Mereka dijuluki sebagai "grup paling berbahaya di dunia".
N.W.A mengangkat persoalan dari tempat asal mereka, Compton, California. Daerah itu dikenal karena narkoba, kemiskinan, dan kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam.
Album debut mereka berisi sejumlah lagu seperti "Straight Outta Compton", "Fuck tha Police", dan "Gangsta Gangsta", dan "Express Yourself".
Dilansir This Day in Music, N.W.A memelopori lahirnya genre gangsta rap. Album debut mereka juga menjadi album gangsta rap pertama yang mencetak platinum.
Pada 2016, Straight Outta Compton menjadi album rap pertama yang dimasukkan ke Grammy Hall of Fame.
Setahun kemudian, album itu dipilih untuk disimpan di National Recording Registry oleh Library of Congress.
Persoalan rasial
Dilansir The Culture Trip, N.W.A lahir pada masa ketika pemuda kulit hitam berulang kali menjadi sasaran penggeledahan dan penangkapan oleh aparat di berbagai wilayah.
Grup tersebut lantas menjadikan persoalan itu sebagai inspirasi musik mereka dan menyuarakan pengalaman pahit yang dirasakan oleh para pemuda kulit hitam di seluruh AS.
NWA menggabungkan lirik penuh semangat dengan humor gelap yang menembak langsung ke jantung permasalahan.
Single terkenal mereka, "Fuck tha Police", adalah protes langsung terhadap kebrutalan dan diskriminasi rasial di komunitas perkotaan seperti Compton.
Dibawakan oleh Dr Dre, Eazy-E dan Ice Cube, lagu tersebut mendapat apresiasi internasional karena menyatukan anak muda melawan rasialisme, meski juga harus berhadapan dengan sensor dan ancaman FBI terhadap NWA.
Grup itu dikritik, sebagian besar oleh otoritas hukum, karena penggambaran liris mereka tentang narkoba, senjata api, seksualitas, dan kekerasan rasial terhadap pria kulit hitam.
Namun, N.W.A tetap teguh dengan pendiriannya. Mereka sempat ditangkap oleh aparat setelah membawakan "Fuck tha Police" di sebuah konser di Detroit pada 1989.
"Semua jenis kekuatan mencoba menghentikan kami. Namun, itu tidak menghancurkan kami atau mengubah kami menjadi bajingan. Itu tidak membuat kami bungkam. Itu hanya membuat kami semakin berdiri. Dan itu luar biasa," kata Ice Cube, kepada Billboard pada 2015.
Inspirasi "Fuck tha Police"
Dilansir Rolling Stone, Dr Dre mengatakan, inspirasi untuk lagu "Fuck tha Police" bermula ketika ia dan Eazy-E ditangkap polisi karena berkeliling menembakkan peluru paintball ke orang-orang yang menunggu bus.
"Polisi menangkap kami dan kami tertelungkup di jalan bebas hambatan, dengan senjata diarahkan ke kami," kata Dre, kepada Irish Examiner pada 2007.
"Kami pikir itu omong kosong. Jadi kami pergi ke studio dan membuat lagu," tuturnya.
Sementara menurut Ice Cube, yang menulis liriknya bersama MC Ren, lagu itu merupakan kritik terhadap situasi sosial saat itu.
"Saat itu, Daryl Gates, yang merupakan kepala polisi di LAPD, telah menyatakan perang terhadap geng," kata Ice Cube, kepada Rolling Stone pada 2015.
Bagi Ice Cube, pernyataan "perang melawan geng" artinya perang terhadap siapa pun yang dianggap oleh polisi sebagai anggota geng.
Itu bisa siapa saja, terutama orang-orang dengan pakaian dan penampilan yang menurut polisi mencirikan anggota geng.
"Hidup di bawah tekanan seperti itu sangat kejam. Kami merasa bahwa ini sudah cukup, harus dihentikan. Dan musik adalah satu-satunya senjata kami. Protes tanpa kekerasan," ujarnya.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/08/08/194600782/diskriminasi-dan-kekerasan-rasial-di-balik-album-debut-n.w.a