KOMPAS.com - Isu soal redenominasi rupiah kembali mencuat. Sejumlah unggahan di media sosial menginformasikan soal rencana redenominasi.
Tiga nol akhir pada rupiah akan dihilangkan, disertai contoh uang kertas baru yang akan beredar.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari informasi tersebut.
Narasi yang beredar
Video rencana redenominasi oleh Bank Indonesia ditemukan di akun TikTok ini, ini, ini, dan ini.
Keempat video menyertakan siaran berita bertajuk Power Breakfast.
Berikut narasi yang dibacakan penyiar berita dalam video yang diunggah Minggu (9/7/2023):
Bank Indonesia resmi mengeluarkan uang baru atau rupiah kertas 1.000 hingga 100.000 dan bila diterawang, Bank Indonesia tidak memasukkan tiga angka nol di uang baru tersebut.
Dalam pecahan 100.000 misalnya hanya terlihat tokoh Soekarno dan Mohammad Hatta dan angka 100. Begitu juga dengan pecahan lainnya, seperti 1.000, 2.000, 5.000, 10.000, 20.000 dan juga 50.000.
Hal itu pun memunculkan wacana redenominasi. Rencana redenominasi rupiah sebenarnya sudah ada sejak tahun 2010.
Siaran itu memberitakan soal uang kertas baru emisi 2022 untuk pecahan Rp 1.000 sampai Rp 100.0000.
Berikut berita yang disampaikan penyiar dalam video aslinya:
Bank Indonesia resmi mengeluarkan uang baru atau rupiah kertas tahun emisi 2022 untuk pecahan Rp 1.000 hingga Rp 100.000. Dan hal ini bertepatan dengan HUT ke-77 Republik Indonesia.
Bila diterawang Bank Indonesia tak memasukkan tiga angka nol paling belakang di uang baru tersebut. Dalam pecahan Rp 100.000 misalnya, hanya terlihat tokoh Soekarno, Mohammad Hatta dan angka 100.
Begitu juga dengan pecahan lainnya seperti 1.000, 2.000, 5.000, 10.000, 20.000 dan juga 50.000.Hal itu pun memunculkan wacana redenominasi. Rencana redenominasi rupiah sebenarnya juga sudah ada sejak tahun akhir tahun 2010.
Siaran berita asli dipotong dan sehingga menghilangkan konteks lengkapnya.
Video yang beredar di media sosial juga menambahkan ilustrasi uang yang telah diredenominasi. Menampilkan uang kertas dengan nominal 20 sampai 100.
Faktanya, siaran berita tidak menampilkan ilustrasi tersebut.
Dilansir Kompas.com, bagian tiga angka nol yang hilang ada di bagian benang pengaman uang rupiah emisi 2022.
Kendati demikian, Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim membantah kaitan antara pembuatan yang baru emisi 2022 dengan redenominasi.
"Tidak ada kaitan dengan redenominasi," katanya seperti diberitakan Kompas.com.
Munculnya wacana soal redenominasi dan contoh uang yang beredar, Bank Indonesia menyampaikan klarifikasi melalui akun Instagramnya.
Pihaknya menyampaikan bahwa visual dalam narasi yang beredar bukanlah uang rupiah resmi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Bank Indonesia menegaskan, implementasi redenominasi perlu pertimbangan kondisi makroekonomi yang baik, kondisi moneter dan sistem keuangan yang stabil, serta kondisi sosial politik yang kondusif.
"Bank Indonesia menilai perekonomian domestik saat ini memang sudah baik. Namun, kondisi perekonomian kini masih dibayangi efek rambatan dari eksternal terutama pelemahan ekonomi global."
"Di satu sisi, stabilitas sistem keuangan saat ini juga stabil, tetapi masih ada ketidakpastian global. Sehingga implementasi redenominasi masih akan melihat momentum yang tepat," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, melalui Instagram @bank_indonesia, Rabu (5/7/2023).
Video diambil dari siaran soal diluncurkannya uang kertas emisi 2022, di mana bagian pita pengamannya nominal tiga angka nol hilang.
Bank Indonesia menegaskan tiga angka nol yang tak tampak itu tidak ada kaitannya redenominasi.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/07/12/100100582/-klarifikasi-rencana-redenominasi-oleh-bank-indonesia