KOMPAS.com - Tiga belas tahun lalu, tepatnya 23 Februari 2010, Abbey Road Studios di London ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Menteri Kebudayaan Inggris Margaret Hodge.
Abbey Road Studios dinilai berperan signifikan dalam perkembangan musik, termasuk menjadi tempat band legendaris The Beatles merekam 190 dari 210 lagu mereka.
"Entah kalian menyukai musik klasik, hard rock atau pop, salah satu lagu favorit kalian kemungkinan besar direkam di Abbey Road," kata Hodge, dikutip dari NME.
Dia menambahkan, lagu favoritnya adalah "If I Fell" dari The Beatles, yang direkam di studio tersebut pada 1964.
"Bisa terlibat dalam upaya melestarikan tempat penting ini sama menyenangkannya bagi saya, seperti saat mendengar lagu itu untuk pertama kalinya," ujar Hodge.
Abbey Road Studios ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat II. Status ini membuat semua perubahan pada bagian luar bangunan harus dikomunikasikan dengan pemerintah.
Tentang Abbey Road Studios
Dikutip dari laman Abbey Road Studios, bangunan studio tersebut awalnya adalah rumah besar yang dibangun pada 1831. Rumah yang beralamat di Abbey Road nomor 3 itu kemudian dibeli Gramophone Company pada 1929.
Halaman belakangnya yang luas kemudian dibangun menjadi studio rekaman pada 1931. Studio ini awalnya bernama EMI Studios dan diresmikan pada 12 November 1931.
Penamaan ini mengikuti merger Gramophone Company dengan Columbia Gramophone Company menjadi Electric and Musical Industries (EMI).
Peresmian EMI Studios dimeriahkan penampilan London Symphony Orchestra yang dipimpin Sir Edward Elgar. Mereka mementaskan penampilan bertajuk Land of Hope and Glory.
Meski awalnya merupakan tempat rekaman musik klasik, studio ini kemudian digunakan juga oleh banyak musisi dari beragam genre.
Band yang sangat melekat dengan studio ini tentu saja adalah The Beatles. Dinaungi produser EMI, Sir George Martin, Beatles merekam mayoritas lagu mereka.
EMI Studios berganti nama menjadi Abbey Road Studios pada 1976, sebagai penghormatan untuk album terakhir Beatles, Abbey Road yang dirilis pada 26 September 1969.
Foto ikonis keempat personel Beatles, John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr saat menyeberangi zebra cross di dekat pintu masuk studio terpampang di sampul depan album tersebut.
Band lain, termasuk Pink Floyd, juga memilih Abbey Road Studios sebagai tempat rekaman. Album The Dark Side of the Moon yang rilis pada 1 Maret 1973 direkam di studio ini.
Tidak cuma rekaman band
Ketenaran Abbey Road Studios bukan hanya karena studio ini menjadi tempat rekaman lagu band-band kenamaan, tetapi juga karena kecanggihan teknologi rekaman yang dimilikinya.
Insinyur Abbey Road Studios, Alan Blumlein mematenkan teknologi suara stereofonik pada 1931. Sejak saat itu, studio tersebut terus mengembangkan teknologi rekamannya.
Ini juga didukung dengan keberadaan Record Engineering Development Department (REDD). Mereka bertanggung jawab melayani kebutuhan artis dan produser yang menjadi klien studio.
Salah satu inovasi yang dihadirkan adalah teknik rekaman Artificial Double Tracking (ADT). Teknik ini diciptakan teknisi Ken Townsend.
Dia juga menemukan peluang bisnis baru bagi studio, yakni tempat rekaman skor film. Film mayor pertama yang skornya direkam di studio ini adalah Raiders of The Lost Ark (1981).
Sejak saat itu, Abbey Road Studios menjadi salah satu pilihan utama bagi komposer untuk merekam skor film.
Beberapa film yang skornya direkam di studio ini yaitu, trilogi The Lord of the Rings, film-film Harry Potter, dan film pemenang Oscar, A Shape of Water.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/02/23/164600782/23-februari-2010-abbey-road-studios-ditetapkan-sebagai-cagar-budaya