Berdasarkan penjelasan di laman resmi Twitter, label ini berbeda dengan centang biru bagi pengguna yang berlangganan Twitter Blue.
Tanda "official" diberikan kepada akun-akun seperti pemerintah, perusahaan komersial, mitra bisnis, organisasi, partai politik, perusahaan komersil, media massa, penerbit, dan beberapa tokoh publik lainnya.
Sementara, akun yang menerima centang biru adalah mereka yang telah berlangganan Twitter Blue dengan membayar 7,99 dollar AS atau sekitar Rp 125 ribu per bulan.
Sederhananya, mereka yang tidak berlangganan Twitter Blue, tidak akan mendapat centang biru. Namun beberapa akun resmi telah diberi label untuk membedakan dengan akun tiruan.
Fitur ini sempat hadir selama beberapa saat, hingga kemudian tidak lagi aktif. Salah satu contohnya diperlihatkan youtuber Amerika Serikat, Marques Brownlee.
Elon Musk sebagai bos baru Twitter kemudian me-reply twit Brownlee dan mengakui bahwa fitur itu dinonaktifkan.
"Walaupun Twitter ada fungsi layanan publiknya, tetapi yang perlu kita mengerti Twitter juga adalah sebuah bisnis. Sebagai bisnis tentu akan ada kebijakan yang sepenuhnya hak pemilik bisnis sebenarnya," ujar Enda kepada Kompas.com, Rabu (9/11/2022).
Bisnis media sosial
Dilansir dari Reuters, Kamis (27/10/2022), Twitter telah mengalami penurunan sejak pandemi, di mana hanya ada 10 persen pengguna "berat" dari keseluruhan pengguna bulanan.
Pengguna berat merupakan sebutan untuk seseorang yang menghabiskan waktu 6-7 hari seminggu dan membuat twit sekitar 3-4 kali per minggu.
Twitter menolak untuk merinci berapa banyak twitnya dalam bahasa Inggris atau berapa banyak uang yang dihasilkan darinya. Namun tak dapat dipungkiri, itu menjadi demografi penting untuk kelajuan bisnis Twitter.
Setelah perubahan kebijakan centang biru dan label resmi, belum diketahui lagi seberapa jauh hal ini berdampak pada jumlah pengguna dan durasi mereka di paltform tersebut.
"Jadi, apa pun perubahan yang dilakukan, harus memberikan dampak yang diinginkan. Mengukurnya biasanya berapa banyak waktu yang dispend pengguna di media sosial itu sehari atau ada pengguna baru," kata Enda.
Apa yang ditawarkan?
Terlepas dari bisnis yang coba dijalankan Twitter untuk membuat platform ini bertahan, pengguna akan memilih platform media sosial mana yang menawarkan manfaat lebih banyak.
"Untuk seluruh media sosial sebenarnya sama, selama fungsi dan manfaat media sosial lebih tinggi dari 'biaya' atau sumber daya yang kita keluarkan, kita akan tetap menggunakan," ujar Enda.
Sementara ini, Twitter Blue baru tersedia di perangkat iOS bagi pengguna di AS, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Inggris.
Pengguna Twitter Blue tidak dapat mengubah nama akun. Kendati demikian, mereka dapat mengakses notifikasi prioritas hanya bagi akun-akun yang telah terverifikasi.
Sebagai pihak yang telah membayar, kata Enda, pengguna berhak mendapat layanan yang lebih. Sebaliknya, pengguna juga memiliki hak untuk tidak membayar atau bahkan meninggalkan Twitter.
"Saya kira dalam dunia media sosial, kalau ada fitur baru atau kebijakan baru, ada yang berbayar, ada yang gratis, ini persaingan juga bagi media sosial," tuturnya.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/11/10/200200882/soal-perubahan-label-official-dan-twitter-blue-ini-kata-pengamat-medsos