KOMPAS.com - Kemajuan teknologi saat ini belum bisa menghentikan laju kekeliruan informasi, terbukti dengan masih adanya berbagai disinformasi dan misinformasi yang muncul.
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri sejumlah informasi keliru yang beredar di media sosial selama sepekan.
Ditemukan sebaran misinformasi dan disinformasi dari berbagai topik, seperti kesehatan, kriminal, hingga astronomi.
Berikut ringkasan penelusuran fakta sejumlah informasi keliru yang beredar di media sosial sepanjang pekan ini :
1. Hoaks skenario Ferdi Sambo dan istrinya
Kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih terus menjadi sorotan publik, hingga berbagai informasi yang keliru pun beredar untuk membingungkan masyarakat.
Misalnya, video berdurasi 3 menit 55 detik beredar di Facebook, yang menarasikan mengenai skenario pembunuhan Brigadir J yang dibuat oleh Ferdy Sambo dan istri
Judul video itu dikemas bombastis, disertai klaim bahwa kasus telah terungkap.
Ketika ditonton, video itu hanya merangkum kronologi kasus Brigadis J. Narator menjelaskan tentang Komnas HAM yang telah memeriksa ajudan Ferdy Sambo termasuk Bharada E.
Faktanya, sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyidikan terkait tewasnya Brigadir J.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara memberi keterangan, bahwa saat ini pihaknya telah memeriksa ajudan Ferdy, termasuk Bharada E yang diduga menembak Brigadir J.
Meski Bharada E telah mengakui dirinya sebagai pelaku penembakan tersebut, tetapi belum ada penetapan tersangka.
"Tapi sekali lagi ini baru pengakuan Bharada E, kami harus mengkonfirmasi pengakuan ajudan lain. Masih kami analisis," kata Beka dalam tayangan Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (27/7/2022).
Penelusuran fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.
2. Menutup hidung tidak dapat mengatasi vertigo
Informasi kesehatan yang keliru kembali beredar di media sosial. Kali ini mengenai cara sederhana mengatasi vertigo dengan menutup lubang hidung.
Terkait klaim tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengatakan, cara mengatasi vertigo dengan menutup hidung adalah hoaks.
"Hoaks. Tidak benar vertigo hilang dengan menutup lubang hidung," kata Ari dikutip dari Kompas.com, Kamis (28/7/2022).
Menurutnya, vertigo dapat diatasi melalui pemeriksaan dokter dan konsumsi obat-obatan yang disarankan.
Adapun untuk pertolongan pertama, Ari menyarankan penderita vertigo untuk menghentikan aktivitas atau beristirahat apabila merasakan gejala.
3. Kuaci tidak meringankan rasa sakit melahirkan
cara meringankan rasa sakit yang dirasakan saat melahirkan, dengan sering makan kuaci sebelum hari persalinan.
dokter spesialis kandungan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Dr dr Wawang S Sukarya, SpOG (K), MARS, MHKes mengatakan, klaim tersebut juga tidak atau belum memiliki landasan ilmiah yang sahih.
"Saat kontraksi uterus hanya bisa diatasi dengan obat-obat anti protaglandin seperti asam mefenamat, phenyl butazon, dan lain-lain," kata Wawang kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2022)
"Tidak ada atau belum ada bukti bahwa makan kuaci akan menghilangkan kontraksi uterus," tuturnya.
4. Diagnosis cacar monyet tidak hanya lewat foto
Sebuah foto beredar di media sosial, diklaim sebagai foto wajah seseorang yang terkena cacar monyet yang dibawa warga negara asing (WNA) ke Indonesia.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto itu sudah beredar secara online setidaknya sejak 2017. Salah satu foto terlama, ditemukan di situs Reddit yang diunggah pada 1 September 2017.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Ismiralda Oke Putranti, SpKK menjelaskan, untuk mendiagnosis seseorang menderita cacar air, tidak dapat dilakukan hanya dengan melihat foto.
"Untuk foto, sepertinya jauh ya kalau dari tandan klinis monkeypox dan kami tidak bisa mendiagnosis hanya dari foto saja karena penyakit kulit itu satu dengan yang lain bisa mempunyai gejala dan tanda yang mirip," ujar Oke dikutip dari Kompas.com, Jumat (29/7/2022).
Selain itu, penting pula menelusuri riwayat kontak seseorang untuk menetapkannya sebagai suspek.
Setiap individu yang suspek atau mengalami gejala cacar monyet, harus melalui pemeriksaan labolatorium. Diagnosisnya dapat menggunakan real-time PCR.
"Informasi mengenai riwayat perjalanan dari daerah yang sedang mengalami endemi monkeypox (dalam rentang waktu 21 hari sebelumnya), atau riwayat kontak dengan pasien yang mungkin mengalami monkeypox harus digali lebih lanjut," imbuhnya.
Sementara, belum ada kasus cacar monyet terdeteksi di Indonesia ketika foto tersebut disebarkan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan sembilan kasus suspek, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS), sembilan kasus tersebut dinyatakan negatif cacar monyet.
"Alhamdulillah sampai dengan hari ini sejak diumumkan kasus pertama di Inggris, kita belum ada kasus konfirmasi, probable maupun suspek," ucap Juru Bicara Kemenkes Syahril dalam konferensi pers Perkembangan Kasus Cacar Monyet di Indonesia, yang disiarkan di YouTube Kemenkes Rabu (27/7/2022).
5. Hoaks video UFO di Tanah Abang
Video berdurasi 16 detik di media sosial memperlihatkan benda berbentuk lingkaran pipih di langit. Benda itu diklaim sebagai unidentified flying object (UFO) yang ada di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Setelah ditelusuri, video itu adalah hasil edit oleh seorang kreator video di Instagram, yang disebar ulang tanpa keterangan dan konteks yang lengkap.
Akun Instagram @kaufikanril mengunggah video pada 26 Februari 2019. Penampakan benda di langit dalam video tersebut merupakan hasil edit atau rekayasa.
Dia membuat video tersebut hanya menggunakan ponsel dan perangkat lunak untuk mengedit video.
Simak fakta selengkapnya di sini.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/08/01/131300482/cek-fakta-sepekan-hoaks-kasus-brigadir-j-hingga-ufo-di-tanah-abang