Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Propaganda Konflik Rusia-Ukraina di TikTok, Bagaimana Sebaran dan Penanganannya?

Sejak Rusia memulai invansinya ke Ukraina pada 24 Februari 2022, banyak orang menanggapi perang antarnegara tersebut melalui media sosial dan tidak sedikit yang menyebarkan informasi keliru.

Institute for Strategi Dialogue (ISD), organisasi nirlaba yang fokus pada gelombang polarisasi, ekstremisme, dan disinformasi di seluruh dunia, membuat analisa tentang bagaimana propaganda menyebar di TikTok.

Dilansir dari laman ISD Global, 2 Maret 2022, dibanding media sosial lainnya, TikTok belum menyediakan label atau informasi kepada pengguna yang menunjukkan konten atau akun berasal dari lembaga pemerintahan, media yang dikendalikan pemerintah atau yang independen, atau label yang memberi konteks tambahan.

Media yang dikendalikan Pemerintah Rusia dan aktif di TikTok, menurut ISD Global, telah menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan disinformasi, baik sebelum dan sesudah invasi.

Dalam kasus TikTok, konten yang terkait dengan invasi ke Ukraina dengan narasi versi Rusia beredar tanpa label dan memperoleh jutaan penayangan.

Video-video ini dinilai ISD Global sering menggemakan propaganda Kremlin, konten kebencian, dan disinformasi terang-terangan tentang konflik yang berkembang.

ISD Global menilai, TikTok gagal memberikan konteks atau transparansi tambahan tentang bias semacam ini kepada penggunanya.

Rekomendasi video dan hasil pencarian di TikTok

Video memuat informasi keliru tentang perang di Ukraina justru menyebar cepat di TikTok, dibanding dengan media sosial berbasis video lainnya, seperti YouTube.

TikTok telah mengalami lonjakan popularitas yang meroket sejak diluncurkan pada 2017. Pada akhir 2021, aplikasi ini dipakai lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan.

Berdasarkan analisis NewsGuard, pada Maret 2022, diketahui bahwa pengguna TikTok baru langsung mendapat rekomendasi konten yang memuat informasi keliru tentang perang di Ukraina dalam waktu 40 menit setelah masuk ke aplikasi tersebut.

Ketika mencari istilah umum yang terkait dengan konflik, seperti "Ukraina" atau "Donbas" maka hasil pencarian TikTok menyarankan beberapa video yang berisi disinformasi di 20 hasil teratasnya.

Sebagian besar video yang memuat informasi keliru merupakan klip lawas. Misalnya, video dengan judul "Ukraina live" yang telah ditonton 24 juta kali.

Video itu menampilkan seorang pria yang menjatuhkan alat peledak ke sebuah tangki. Ternyata video sebenarnya merupakan peristiwa pertandingan airsoft gun dan pernah diunggah di YouTube pada Januari 2022 lalu.


Selain itu, penyelidikan menemukan bahwa sebagian besar siaran langsung palsu terkait dengan tagar populer seperti #Ukraine atau #UkraineWar.

Temuan NewsGuard menambah bukti bahwa kurangnya pelabelan dan moderasi konten TikTok yang efektif, ditambah dengan keahliannya dalam mendorong pengguna ke konten yang membuat mereka tetap berada di aplikasi, telah menjadikan platform ini menjadi lahan subur untuk penyebaran disinformasi.

Raksasa internet, seperti Meta, Google, dan Twitter, memiliki kebijakan eksplisit tentang pelabelan berita dan situs web yang didanai atau dikendalikan oleh pemerintah.

Tindakan ini berguna untuk memberi tahu pengguna bahwa konten yang mereka lihat mungkin berasal atau terlibat dengan lembaga pemerintah, sehingga memungkinkan pengguna memahami konteksnya.

Tindakan TikTok

Pada 4 Maret 2022, TikTok mengumumkan bahwa mereka akan mulai meluncurkan kebijakan terkait media negara dan mulai menerapkan label pada konten dari beberapa akun media yang dikendalikan negara.

TikTok menambahkan pembaruan pada pernyataan ini pada 12 April 2022, yang melaporkan tindakan yang diambil sepanjang 24 Februari hingga 31 Maret 2022.

TikTok telah menghapus 41.191 video yang memuat informasi keliru seputar konflik Rusia-Ukraina. Sebanyak 87 persen di antaranya melanggar kebijakan terkait misinformasi yang berbahaya.

Mitra pemeriksa fakta telah membantu menilai 13.738 video secara global.

TikTok juga telah menambahkan label pada 5.600 video yang memberi tahu pengguna bahwa konten tidak terbukti kebenarannya oleh pemeriksa fakta.

Label konten telah diberikan kepada 49 akun media yang dikontrol Rusia saat TikTok menguji coba kebijakan baru terkait media-media yang dikontrol negara.

Sementara, 6 jaringan dan 204 akun dihapus secara global atas upaya terkoordinasi untuk memengaruhi opini publik dan menyesatkan pengguna tentang identitas mereka.

Selama periode tersebut, TikTok menghapus 321.784 akun palsu di Rusia dan 46.298 akun palsu di Ukraina, serta menghapus 343.961 video.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/05/11/125100382/propaganda-konflik-rusia-ukraina-di-tiktok-bagaimana-sebaran-dan

Terkini Lainnya

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

[HOAKS] Saldi Isra Mundur dari Jabatan Hakim MK

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

INFOGRAFIK: Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

[KLARIFIKASI] Penjelasan soal Cairan Batang Pisang Berkhasiat Hancurkan Batu Ginjal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

[VIDEO] Beredar Hoaks Uang Pembayaran Tol Masuk ke Rekening Pengusaha China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

[HOAKS] Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menyebabkan Kematian

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke