KOMPAS.com - Di media sosial Facebook, beredar narasi yang menyebut bahwa booster vaksin Covid-19 diberikan setiap enam bulan sekali.
Pemberian booster enam bulan sekali itu disebut karena antibodi menurun setelah sekian bulan suntikan.
Berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Epidemiolog sekaligus Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto mengatakan antibodi yang menurun bukan satu-satunya indikator pemberian booster.
Sementara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejauh ini belum memberikan kebijakan untuk pemberian booster lebih dari tiga kali atau setiap enam bulan sekali.
Narasi yang beredar
Informasi yang menyebut bahwa booster vaksin Covid-19 diberikan setiap enam bulan sekali, disebarkan oleh akun ini, ini, dan ini.
Narasi itu menyertakan pemberitaan sebuah media tentang menurunnya antiobodi vaksin Sinovac.
Berikut narasi lengkapnya:
Konfirmasi Kompas.com
Epidemiolog sekaligus Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto mengatakan antibodi yang menurun bukan satu-satunya indikator pemberian booster.
Beberapa penelitan memang menyebut bahwa antibodi di dalam tubuh yang dihasilkan vaksin Covid-19, menurun setelah enam bulan menerima dosis kedua.
Kendati demikian, temuan ini tidak bisa menjadi dasar pemberian vaksin Covid-19 setiap enam bulan sekali.
"Tidak benar kalau disebut tiap enam bulan ya," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022).
Kadar antibodi memiliki korelasi terhadap daya tahan terhadap penyakit infeksi. Seberapa cepat penurunannya pun bervariasi, berbeda pada masing-masing penyakit. Meski menurun, antibodi yang ada masih mampu memberikan proteksi dari virus corona.
"Pada semua vaksin yang digunakan saat ini, antibodi covid rata-rata mulai menurun 3-4 bulan setelah vaksinasi. Penurunan terjadi relatif signifikan sampai bulan ke 6-8. Setelah itu diduga penurunan lebih kecil atau relatif stabil sampai bulan ke 12," terang Tonang.
Tonang menyarankan, masyarakat tidak perlu tergesa-gesa untuk mendapatkan booster. Beberapa laporan menyatakan penurunan antibodi sampai 12 bulan setelah vaksinasi, dan daya tahan terhadap virus tetap masih ada.
"Artinya, jangan terlalu memaksakan diri. Sampai jarak 12 bulan setelah vaksinasi awal dulu, masih ada dasar ilmiahnya untuk baru mulai mendapatkan booster," ucap Tonang.
Menurut dia, cakupan vaksinasi yang meluas jauh lebih penting dari pemberian booster.
Adapun, kebijakan booster pemerintah saat ini diperuntukkan bagi usia 18 tahun ke atas, minimal 6 bulan setelah dosis kedua dan di daerah dengan cakupan vaksinasi 70 persen penduduk untuk 1 dosis dan 60 persen untuk dosis lengkap.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes sekaligus Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 mengatakan, sejauh ini belum menetapkan kebijakan terkait vaksin dosis keempat.
"Belum," ujar Nadia singkat, pada Rabu.
Adapun terkait pemberian vaksin Covid-19 dan menurunnya antibodi setiap enam bulan, Nadia mengatakan belum ada kajian lebih lanjut.
"Nanti kita lihat evaluasi dan kajian para ahli tentunya," imbuh dia.
Kesimpulan
Informasi yang menyebut bahwa booster vaksin Covid-19 diberikan setiap enam bulan sekali adalah hoaks.
Antibodi yang menurun bukan satu-satunya indikator pemberian booster.
Kemenkes sejauh ini belum memberikan kebijakan untuk pemberian booster lebih dari tiga kali atau setiap enam bulan sekali.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/01/12/161318282/hoaks-booster-vaksin-covid-19-diberikan-setiap-6-bulan-sekali