Sejak itu, Ferry mewanti-wanti Wiharjo untuk memberikan perhatian khusus terhadap Verawaty. Dia bilang, kelak Verawaty akan menjadi pemain yang disegani.
Baca juga: Ucapan Duka Insan Bulu Tangkis atas Meninggalnya Verawaty Fajrin
Prestasi Verawaty mulai menjadi juara sejak 1968 di kejuaraan anak-anak dan remaja. Namun, namanya belum terkenal juga.
Untuk laga Pekan Olahraga Nasional (PON) VIII pada 1973 pun, Verawaty semula tidak masuk skuad DKI Jakarta. Lagi-lagi iseng, Verawaty berduet dengan ibundanya, Virgawaty, dalam laga uji coba.
Tak disangka, mereka bisa mengalahkan pasangan yang disiapkan DKI Jakarta untuk PON tersebut. Dari iseng-iseng di try out itu, Verawaty akhirnya masuk skuad DKI Jakarta untuk PON VIII. Meskipun, di ajang ini prestasinya belum maksimal.
Namun, saat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggelar duel meet dengan tim Swedia, Verawaty membabat semua lawannya dengan skor di bawah 10.
Ingat, waktu itu sistem skor badminton masih menggunakan yang lama, poin hanya didapat ketika pemain memegang serve. Di sistem sekarang, poin bisa didapat pemain sekalipun tak sedang memegang serve.
Ajang internasional bagi Verawaty mulai berdatangan sesudah "keisengan-keisengan" itu, termasuk terpilih masuk tim All England 1976. Dia juga tercatat menjuarai Belanda Terbuka 1977 di nomor ganda, berpasangan dengan Imelda Wigoena.
Berentet kemudian gelar Denmark Terbuka 1977-1978 dan Asian Games 1978 dia babat, yang semuanya dari nomor ganda bersama Imelda.
Prestasi Verawaty mencuat pada 1979, dimulai dari Turnamen Badminton Internasional Calgary, di Kanada. Medali dia dapatkan dari tiga nomor sekaligus, sekalipun tidak semuanya medali tertinggi.
Di nomor tunggal putri, Verawaty menembus final tetapi takluk pada pemain Jepang, Fumiko Tukarin. Namun, di nomor ganda putri, Verawaty berpasangan dengan Imelda Wiguna menjadi juara, menundukkan pasangan Jepang, Atsuko Tokuda dan Mikiko Takeda.
Baca juga: Verawaty Fajrin Meninggal Dunia, Jokowi Ucapkan Dukacita
Seperti diberitakan harian Kompas edisi 29 Oktober 1979, ganda campuran di Calgary menempatkan All Indonesian Final. Verawaty dan Imelda yang berpasangan di ganda putri, menjadi lawan tanding di nomor ini.
Verawaty berpasangan dengan Ade Candra, sementara Imelda berpasangan dengan Christian Hadinata. Pemenangnya, pasangan Imelda dan Christian. Meski demikian, penampilan Verawaty mulai menjadi sorotan.
Terlebih lagi, dalam satu rangkaian perjalanan dengan laga di Kanada, Verawaty merajai pula nomor-nomor pertandingan di Denmark, dengan jeda pertandingan ekshibisi di Los Angeles, Amerika Serikat. Pada 1979, Verawaty dan Imelda pun menyabet gelar juara ganda putri All England.
Awal puncak karier Verawaty pun meletup pada 1980. Di nomor tunggal putri, ia memenangi Kejuaraan Dunia Badminton pada tahun itu, sekaligus menjadi juara dunia badminton putri pertama dari Indonesia. Bersama Imelda, di kejuaraan yang sama mereka menjadi runner-up.
Sejak itu, aneka gelar bergiliran disabet Verawaty, baik dari nomor tunggal putri, ganda putri, maupun ganda campuran. Sempat rehat pada 1983-1984 karena melahirkan, Verawaty melegenda dengan gelar-gelar juara setelah comeback hingga gantung raket.