Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Verawaty Fajrin, Juara Dunia Badminton Putri Pertama dari Indonesia

Ini kisah Verawaty Fajrin yang berpulang pada 21 November 2021. Ini juga kisah banyak nama yang bersamanya mengharumkan nama Indonesia dari lapangan bulu tangkis.

VERAWATY FAJRIN berpulang pada Minggu (21/11/2021) pagi, setelah berjuang melawan kanker paru-paru. Jenazahnya telah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu siang. Duka mendalam bagi dunia bulu tangkis Indonesia. 

Lahir dengan nama Verawaty Wiharjo, dia adalah juara dunia badminton putri yang pertama dari Indonesia. Nama Fajrin yang kemudian lekat padanya berasal dari sang suami, Fadjrin Syah. Baru Susi Susanti, pemain putri yang menyusul jejak Verawaty menjadi Juara Dunia, yaitu pada 1993.

Menjadi mualaf pada 1979, perempuan kelahiran 1 Oktober 1957 ini juga adalah penggenggam banyak gelar juara. Tak tanggung-tanggung, dia adalah penggenggam sederet gelar juara dari nomor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran, bahkan pada satu rentang waktu yang sama.

Debut ke pertandingan internasional pada 1975, Verawaty terus menorehkan prestasi internasional hingga 1990 dari nomor-nomor itu. 

Saat masih berjaya di lapangan, Verawaty tampak sebagai orang yang blak-blakan. Setidaknya, ini kesan yang mencuat saat membaca jawaban-jawabannya dalam artikel di arsip harian Kompas.

Misal, saat menang besar dalam rangkaian pertandingan di Kanada dan Denmark pada 1979, dia bisa lugas bercerita bahwa uang hadiah yang dia dapatkan tak semuanya untuk dirinya. 

"Siapa bilang duit itu buat kita? Kita kan pemain amatir, duitnya untuk PBSI dong. Biaya perjalanan dan hotel juga berapa, kan dipotong semua," ujar dia seperti dikutip harian Kompas edisi 14 November 1979.

Dari perjalanan itu saja, hadiah kemenangan yang didapat Verawaty saat itu mencapai 3.000 dollar AS dan 8.000 kron. Menggunakan kurs saat itu, nilainya Rp 3,747 juta. Buat membayangkan nilai konkretnya, harga emas batangan pada saat itu adalah Rp 7.600 per gram.

Berentet gelar

Semua bermula dari prestasi Verawaty di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis 1974. Dia dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Kejurnas 1974 di usianya yang baru 16 tahun pada saat itu. 

Terlahir dari keluarga pebulu tangkis yang juga berprestasi meski di tingkat lokal, Verawaty punya sosok teramat atletis untuk perempuan Indonesia, terutama pada masa itu. Tingginya 1,77 meter, ukuran sepatunya 42, masih pula punya bekal bela diri judo.

Bakat Verawaty "ditemukan" oleh Ferry Sonneville, pebulu tangkis Indonesia yang berjaya pada masanya. Tidak sengaja. 

Ferry berteman baik dengan ayah Verawaty, Gani Wiharjo. Pada suatu hari, seperti ditulis harian Kompas edisi 26 Januari 1974, Verawaty bermain badminton melawan anak Ferry, Cynthia.

Saat itu, Cynthia sudah mengikuti pelatihan untuk mengikuti kejuaraan anak-anak se-Jakarta, sementara Verawaty tidak. Yang terjadi, Verawaty menang.

Sejak itu, Ferry mewanti-wanti Wiharjo untuk memberikan perhatian khusus terhadap Verawaty. Dia bilang, kelak Verawaty akan menjadi pemain yang disegani. 

Prestasi Verawaty mulai menjadi juara sejak 1968 di kejuaraan anak-anak dan remaja. Namun, namanya belum terkenal juga.

Untuk laga Pekan Olahraga Nasional (PON) VIII pada 1973 pun, Verawaty semula tidak masuk skuad DKI Jakarta. Lagi-lagi iseng, Verawaty berduet dengan ibundanya, Virgawaty, dalam laga uji coba.

Tak disangka, mereka bisa mengalahkan pasangan yang disiapkan DKI Jakarta untuk PON tersebut. Dari iseng-iseng di try out itu, Verawaty akhirnya masuk skuad DKI Jakarta untuk PON VIII. Meskipun, di ajang ini prestasinya belum maksimal.

Namun, saat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggelar duel meet dengan tim Swedia, Verawaty membabat semua lawannya dengan skor di bawah 10.

Ingat, waktu itu sistem skor badminton masih menggunakan yang lama, poin hanya didapat ketika pemain memegang serve. Di sistem sekarang, poin bisa didapat pemain sekalipun tak sedang memegang serve. 

Puncak karier

Ajang internasional bagi Verawaty mulai berdatangan sesudah "keisengan-keisengan" itu, termasuk terpilih masuk tim All England 1976. Dia juga tercatat menjuarai Belanda Terbuka 1977 di nomor ganda, berpasangan dengan Imelda Wigoena. 

Berentet kemudian gelar Denmark Terbuka 1977-1978 dan Asian Games 1978 dia babat, yang semuanya dari nomor ganda bersama Imelda. 

Prestasi Verawaty mencuat pada 1979, dimulai dari Turnamen Badminton Internasional Calgary, di Kanada. Medali dia dapatkan dari tiga nomor sekaligus, sekalipun tidak semuanya medali tertinggi.

Di nomor tunggal putri, Verawaty menembus final tetapi takluk pada pemain Jepang, Fumiko Tukarin. Namun, di nomor ganda putri, Verawaty berpasangan dengan Imelda Wiguna menjadi juara, menundukkan pasangan Jepang, Atsuko Tokuda dan Mikiko Takeda. 

Seperti diberitakan harian Kompas edisi 29 Oktober 1979, ganda campuran di Calgary menempatkan All Indonesian Final. Verawaty dan Imelda yang berpasangan di ganda putri, menjadi lawan tanding di nomor ini. 

Verawaty berpasangan dengan Ade Candra, sementara Imelda berpasangan dengan Christian Hadinata. Pemenangnya, pasangan Imelda dan Christian. Meski demikian, penampilan Verawaty mulai menjadi sorotan. 

Terlebih lagi, dalam satu rangkaian perjalanan dengan laga di Kanada, Verawaty merajai pula nomor-nomor pertandingan di Denmark, dengan jeda pertandingan ekshibisi di Los Angeles, Amerika Serikat. Pada 1979, Verawaty dan Imelda pun menyabet gelar juara ganda putri All England. 

Awal puncak karier Verawaty pun meletup pada 1980. Di nomor tunggal putri, ia memenangi Kejuaraan Dunia Badminton pada tahun itu, sekaligus menjadi juara dunia badminton putri pertama dari Indonesia. Bersama Imelda, di kejuaraan yang sama mereka menjadi runner-up.

Sejak itu, aneka gelar bergiliran disabet Verawaty, baik dari nomor tunggal putri, ganda putri, maupun ganda campuran. Sempat rehat pada 1983-1984 karena melahirkan, Verawaty melegenda dengan gelar-gelar juara setelah comeback hingga gantung raket. 

Verawaty juga punya andil bagi tim Indonesia saat memenangkan Piala Sudirman pada 1989. Selain gelar juara dunia untuk tunggal putri pada 1980, Verawaty memenangi pula Kejuaraan Dunia 1986 dan 1989 dari nomor ganda campuran bersama Eddy Hartono.

Selain itu, Verawaty pernah pula menjadi finalis Kejuaraan Dunia untuk nomor ganda putri bersama Imelda pada 1980 dan di nomor ganda campuran bersama Eddy Hartono pada 1989. 

Terakhir membawa nama negara, Verawaty mempersembahkan medali emas Asian Games 1990 dari nomor ganda campuran berpasangan dengan Eddy Hartono, dari nomor ganda putri berpasangan dengan Lili Tampi.

Dalam rentetan prestasi-prestasi Verawaty, di nomor ganda putri dia antara lain pernah berpasangan dengan Imelda Wigoena, Ruth Damayanti, Ivanna Lie, Rosiana Tendean, Yanti Kusmiati, dan Lili Tampi. Adapun di nomor ganda campuran, dia pernah berpasangan dengan Bobby Ertanto dan Eddy Hartono. 

Penampilan terakhirnya di publik dengan label pemain bulu tangkis adalah saat menyerahkan obor Asian Games 2018 ke Presiden Joko Widodo. 

Pada kurun 1960-1970, Minarni adalah nama besar pebulu tangkis putri Indonesia di kancah internasional. Sempat mengundurkan diri karena menikah, Minarni kembali kembali bermain di lapangan lagi pada 1974, setelah punya tiga anak. 

Prestasi Minarni tak surut setelah kembali. Dia langsung menyabet gelar juara Kejurnas 1974, berpasangan dengan Retno Kustiah. Setahun kemudian, dia memimpin tim putri Indonesia memenangi Uber Cup. 

Lalu, Minarni mundur lagi dari lapangan. Lalu, balik lagi. Comeback kedua bukan untuk menjadi pemain lagi.

Sudah cukup ambisi Minarni membuktikan diri bahwa pemain putri Indonesia bisa berjaya laiknya pemain putra di laga dunia. Saat itu adalah era Rudy Hartono, penggenggam delapan gelar juara All England. Kali ini, Minarni kembali untuk menjadi pelatih.

Menjadi pelatih, ambisi Minarni hanya satu, melambungkan Verawaty ke level tertinggi. Dan terbukti. Kisah Minarni dan Verawaty Fajrin antara lain diungkap dalam artikel harian Kompas edisi 20 Maret 1976, berjudul Ambisi Minarni. 

Kisah Verawaty semakin digali semakin menginspirasi. Ada teramat banyak peristiwa dan nama yang turut tergali pula. Kini, Verawaty telah berpulang. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, selamat jalan, Verawaty....

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Catatan:
Seluruh artikel harian Kompas yang menjadi bahan dalam tulisan ini dapat diakses publik melalui layanan Kompas Data.

https://www.kompas.com/badminton/read/2021/11/22/10331428/verawaty-fajrin-juara-dunia-badminton-putri-pertama-dari-indonesia

Terkini Lainnya

Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Hasil Chelsea Vs Tottenham 2-0: The Blues Berjaya, Postecoglou Meradang

Liga Inggris
Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Hasil Roma Vs Leverkusen 0-2: Dongeng Alonso Berlanjut, 47 Laga Tanpa Kalah!

Liga Lain
Shin Tae-yong Soal Kedalaman Skuad Garuda dan 'Burnout' Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Shin Tae-yong Soal Kedalaman Skuad Garuda dan "Burnout" Pemain Jelang Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Jadwal Timnas Indonesia Vs Guinea, Berjuang untuk Olimpiade

Timnas Indonesia
Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Skenario Timnas Indonesia ke Olimpiade, Satu Jalan Terakhir Garuda

Timnas Indonesia
Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Badminton
Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Timnas Indonesia
Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Kebobolan, Skor Sama Kuat 1-1

Live Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Kebobolan, Skor Sama Kuat 1-1

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-0: Ivar Jenner Cetak Gol Cantik, Garuda Unggul

Live Indonesia Vs Irak 1-0: Ivar Jenner Cetak Gol Cantik, Garuda Unggul

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke