Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Verawaty Fajrin, Juara Dunia Badminton Putri Pertama dari Indonesia

Kompas.com - 22/11/2021, 10:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ini kisah Verawaty Fajrin yang berpulang pada 21 November 2021. Ini juga kisah banyak nama yang bersamanya mengharumkan nama Indonesia dari lapangan bulu tangkis.

VERAWATY FAJRIN berpulang pada Minggu (21/11/2021) pagi, setelah berjuang melawan kanker paru-paru. Jenazahnya telah dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu siang. Duka mendalam bagi dunia bulu tangkis Indonesia. 

Lahir dengan nama Verawaty Wiharjo, dia adalah juara dunia badminton putri yang pertama dari Indonesia. Nama Fajrin yang kemudian lekat padanya berasal dari sang suami, Fadjrin Syah. Baru Susi Susanti, pemain putri yang menyusul jejak Verawaty menjadi Juara Dunia, yaitu pada 1993.

Baca juga: Legenda Bulu Tangkis Indonesia Verawaty Fajrin Meninggal Dunia

Menjadi mualaf pada 1979, perempuan kelahiran 1 Oktober 1957 ini juga adalah penggenggam banyak gelar juara. Tak tanggung-tanggung, dia adalah penggenggam sederet gelar juara dari nomor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran, bahkan pada satu rentang waktu yang sama.

Tangkap layar artikel harian Kompas edisi 7 Agustus 1980, tentang Verawaty Fajrin yang tak tampak di pusat pelatihan bulu tangkis di Senayan, selepas menjadi Juara Dunia pada 1980. Tangkap layar dilakukan pada Minggu (21/11/2021).ARSIP KOMPAS Tangkap layar artikel harian Kompas edisi 7 Agustus 1980, tentang Verawaty Fajrin yang tak tampak di pusat pelatihan bulu tangkis di Senayan, selepas menjadi Juara Dunia pada 1980. Tangkap layar dilakukan pada Minggu (21/11/2021).

Debut ke pertandingan internasional pada 1975, Verawaty terus menorehkan prestasi internasional hingga 1990 dari nomor-nomor itu. 

Saat masih berjaya di lapangan, Verawaty tampak sebagai orang yang blak-blakan. Setidaknya, ini kesan yang mencuat saat membaca jawaban-jawabannya dalam artikel di arsip harian Kompas.

Baca juga: Mengenang Verawaty Fajrin, Legenda Bulu Tangkis Indonesia

Misal, saat menang besar dalam rangkaian pertandingan di Kanada dan Denmark pada 1979, dia bisa lugas bercerita bahwa uang hadiah yang dia dapatkan tak semuanya untuk dirinya. 

"Siapa bilang duit itu buat kita? Kita kan pemain amatir, duitnya untuk PBSI dong. Biaya perjalanan dan hotel juga berapa, kan dipotong semua," ujar dia seperti dikutip harian Kompas edisi 14 November 1979.

ARSIP KOMPAS Tangkap layar artikel di harian Kompas edisi 14 November 1979 tentang profil Verawaty Fajrin. Tangkap layar dilakukan pada Minggu (21/11/2021).

Dari perjalanan itu saja, hadiah kemenangan yang didapat Verawaty saat itu mencapai 3.000 dollar AS dan 8.000 kron. Menggunakan kurs saat itu, nilainya Rp 3,747 juta. Buat membayangkan nilai konkretnya, harga emas batangan pada saat itu adalah Rp 7.600 per gram.

Berentet gelar

Semua bermula dari prestasi Verawaty di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis 1974. Dia dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Kejurnas 1974 di usianya yang baru 16 tahun pada saat itu. 

Terlahir dari keluarga pebulu tangkis yang juga berprestasi meski di tingkat lokal, Verawaty punya sosok teramat atletis untuk perempuan Indonesia, terutama pada masa itu. Tingginya 1,77 meter, ukuran sepatunya 42, masih pula punya bekal bela diri judo.

Bakat Verawaty "ditemukan" oleh Ferry Sonneville, pebulu tangkis Indonesia yang berjaya pada masanya. Tidak sengaja. 

Ferry berteman baik dengan ayah Verawaty, Gani Wiharjo. Pada suatu hari, seperti ditulis harian Kompas edisi 26 Januari 1974, Verawaty bermain badminton melawan anak Ferry, Cynthia.

Saat itu, Cynthia sudah mengikuti pelatihan untuk mengikuti kejuaraan anak-anak se-Jakarta, sementara Verawaty tidak. Yang terjadi, Verawaty menang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hasil Frosinone Vs Inter Milan, Nerazzurri Pesta 5 Gol

Hasil Frosinone Vs Inter Milan, Nerazzurri Pesta 5 Gol

Liga Italia
Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Liga Lain
Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Internasional
Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Sports
Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Timnas Indonesia
Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Liga Inggris
Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Timnas Indonesia
Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Timnas Indonesia
Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com