Padahal, Fajar/Rian saat ini berstatus ganda putra nomor tujuh dunia.
Menanggapi kritik publik, Menpora Zainudin Amali akhirnya buka suara. Zainudin Amali menilai publik salah mengartikan ucapannnya.
Menpora membantah tudingan yang menyebut dirinya tidak mengenal Fajar/Rian.
Zainudin Amali menyebut dirinya sebenarnya bermaksud memuji strategi pelatih ganda putra Indonesia pada final Piala Thomas 2020 melawan China.
Baca juga: Cerita Perjuangan 22 Jam 31 Menit Indonesia Bawa Pulang Piala Thomas
Sebab, tim pelatih berani menurunkan Fajar/Rian dan menyimpan Markus Fernaldi Gideon/Keivin Sanjaya Sukamuljo serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
"Mana berita tentang Fajar dan Rian yang tidak dikenal itu? Padahal, maksud saya adalah memuji strategi pelatih ganda putra kita karena menurunkan Fajar/Rian," kata Zainudin Amali dikutip dari situs Kemenpora.
"Saya memuji strategi itu karena mungkin saja pihak lawan belum terlalu mengenal permainan Fajar/Rian," tutur Zainudin Amali.
"Sebab, ranking Fajar/Rian saat ini masih di bawah Markus/Kevin dan Ahsan/Hendra. Pola permainan Markus/Kevin dan Ahsan/Hendra pasti sudah sangat dikenal lawan," ucap Zainudin Amali.
"Saya juga mengapresiasi PBSI yang sudah mempersiapkan lapisan pemain atau regenerasi ganda putra kita. Itu saja sebenarnya yang saya jelaskan," ujar Zainudin Amali.
Sebelum final Piala Thomas 2020, pelatih ganda putra Indonesia, Herry IP, sempat menjelaskan alasan di balik keputusan menurunkan Fajar/Rian sebagai ganda putra pertama.
Baca juga: Duduk Perkara Tanpa Merah Putih di Podium Juara Piala Thomas...
Herry IP mengaku terlebih dahulu melihat kondisi kebugaran seluruh pemain sebelum memutuskan siapa yang akan tampil.
Hasilnya, Herry IP mengetahui Marcus Gideon tidak bisa bermain pada final Piala Thomas 2020 karena faktor kelelahan.
Setelah mengetahui Marcus tidak bisa bermain, Herry IP langsung menunjuk Fajar/Rian menjadi ganda putra pertama Indonesia untuk final Piala Thomas 2020.
Keputusan itu diambil Herry IP karena Ahsan/Hendra menyatakan tidak siap bermain.
Ketika hendak menentukan ganda putra kedua Indonesia yang akan bermain, Herry IP memilih berdiskusi dengan Kevin Sanjaya.