Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Piala Thomas Menyingkap Tabir WADA dan LADI

Kompas.com - 19/10/2021, 19:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Setelah 19 tahun perjuangan tiada henti, akhirnya Indonesia berhasil merebut kembali Piala Thomas.

Thomas Cup pertama kali diboyong Indonesia oleh Tan Joe Hok, Ferry Sonneville dan kawan kawan pada tahun 1958.

Inilah garis awal dari perjalanan Indonesia menguasai bulu tangkis di tataran global.

Rentang waktu 19 tahun cukup lama bagi sebuah penantian gengsi atau martabat bulu tangkis Indonesia di panggung dunia.

Baca juga: Duduk Perkara Tanpa Merah Putih di Podium Juara Piala Thomas...

Itu sebabnya keharuan, kebanggaan bercampur dengan kebahagiaan dalam menyaksikan kemenangan 3-0 regu Indonesia atas China terlihat sangat melekat di dada siapa saja dan di mana saja orang Indonesia berada.

Sebuah kerinduan panjang yang terbayar sudah oleh perjuangan pantang menyerah dari tim bulu tangkis Indonesia yang sangat membanggakan.

Sayangnya, kebanggaan setinggi gunung diiringi juga dengan kekecewaan mendalam ketika menyaksikan ritual "victory ceremony".

Upacara penghormatan bagi sang juara berlangsung di tengah gegap gempitanya lagu kebangsaan Indonesia Raya yang mendirikan bulu kuduk itu, ternyata tidak terlihat Sang Saka Merah Putih berkibar bersama bendera kebangsaan sang runner-up dan bendera negara peringkat ke-3.

Pada titik ini pertanyaan muncul mengapa yang dikibarkan bukan bendera Merah Putih, bukan bendera Sang Saka.

Pada titik inilah secara berangsur angsur secara pelahan merambat muncul kabar yang sangat mengejutkan bahwa ternyata Indonesia tengah menjalani "hukuman".

Baca juga: Merah Putih Tak Berkibar di Podium Piala Thomas 2020, Kemenpora Kecolongan?

Hukuman yang antara lain dilarang mengibarkan bendera negara Republik Indonesia saat memenangkan sesi kejuaraan olahraga tingkat dunia.

Dilarang menyelenggarakan event olahraga internasional di wilayah hukum teritorial Republik Indonesia.

Tidak banyak yang tahu bahwa Indonesia tengah menjalani “hukuman” dari organisasi antarbangsa yang bernama WADA (World Anti Doping Agency).

Persoalannya adalah karena LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) telah dinilai oleh WADA tidak patuh pada penegakan standar anti-doping internasional.

Seperti biasa, pada situasi dan kondisi seperti ini tidak ada yang mau disalahkan dan juga sangat sulit berharap untuk munculnya ke permukaan siapa yang sebenarnya harus bertanggung jawab.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

David da Silva Mogok Latihan dan Bertanding, Masalah Sensitif dengan Persib

David da Silva Mogok Latihan dan Bertanding, Masalah Sensitif dengan Persib

Liga Indonesia
Persija Kembali Main di Jakarta Saat Jamu Persis di SUGBK

Persija Kembali Main di Jakarta Saat Jamu Persis di SUGBK

Liga Indonesia
Jawaban soal Kans Nathan Dipanggil STY ke Timnas U23 Indonesia

Jawaban soal Kans Nathan Dipanggil STY ke Timnas U23 Indonesia

Liga Indonesia
Saat Shin Tae-yong Merasa Tak Enak Hati Usai Troussier Dipecat Vietnam...

Saat Shin Tae-yong Merasa Tak Enak Hati Usai Troussier Dipecat Vietnam...

Internasional
Liverpool Mundur dari Perburuan Alonso, Ada 2 Kandidat Pengganti Klopp

Liverpool Mundur dari Perburuan Alonso, Ada 2 Kandidat Pengganti Klopp

Liga Inggris
Keputusan Sudah Diambil, Xabi Alonso Satu Musim Lagi di Leverkusen

Keputusan Sudah Diambil, Xabi Alonso Satu Musim Lagi di Leverkusen

Bundesliga
Link Live Streaming Laga Liga 1 Malam Ini, PSM Makassar Vs Borneo FC

Link Live Streaming Laga Liga 1 Malam Ini, PSM Makassar Vs Borneo FC

Liga Lain
Man City Vs Arsenal: Meriam ke Kandang Macan, City 38 Laga Tak Terkalahkan

Man City Vs Arsenal: Meriam ke Kandang Macan, City 38 Laga Tak Terkalahkan

Liga Inggris
PSM Vs Borneo FC, Catatan Gemilang Tim Tamu Bikin Tavares Sulit Menutup Mata

PSM Vs Borneo FC, Catatan Gemilang Tim Tamu Bikin Tavares Sulit Menutup Mata

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Soroti Kemajuan Timnas Indonesia, Puji Prinsip STY

Pengamat Malaysia Soroti Kemajuan Timnas Indonesia, Puji Prinsip STY

Timnas Indonesia
Sorotan Media Korea Selatan ke 'Magis Shin Tae-yong' Bersama Timnas Indonesia

Sorotan Media Korea Selatan ke "Magis Shin Tae-yong" Bersama Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Gianluigi Buffon Bergabung, Italia Tak Akan Mengecewakan di Euro 2024

Gianluigi Buffon Bergabung, Italia Tak Akan Mengecewakan di Euro 2024

Internasional
Target Medali Indonesia Olimpiade Paris 2024 Tunggu Kualifikasi Semua Cabor

Target Medali Indonesia Olimpiade Paris 2024 Tunggu Kualifikasi Semua Cabor

Olahraga
Chelsea Vs Burnley: Sterling dan Pochettino Paham Kemarahan Fan

Chelsea Vs Burnley: Sterling dan Pochettino Paham Kemarahan Fan

Liga Inggris
Alphonso Davies Dapat Ultimatum Bayern, Madrid Pantau Situasi

Alphonso Davies Dapat Ultimatum Bayern, Madrid Pantau Situasi

Bundesliga
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com