Dia terkenal karena kombinasinya dengan Kolding dari 2008-2018 yang membuat mereka mencapai peringkat karier terbaik, yakni nomor ke-4 dunia pada Mei 2018 dan meraih gelar pada Kejuaraan Eropa 2016.
Dengan Kolding, mereka mengalahkan beberapa rival teratas di masa lalu seperti Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan), Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia), dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Indonesia).
"Saya telah memiliki banyak momen luar biasa selama karier saya. Saya sangat bahagia dan bangga dengan apa yang telah saya capai bersama mitra saya selama bertahun-tahun," ucap pria berusia 32 tahun ini.
"Banyak pasang surut yang saya alami. Namun, jujur saja, momen kemenangan, perasaan mencapai level tertinggi muncul di kepala saya," ujarnya.
"Bertarung melawan pemain terbaik dunia, mengalahkan (hampir) semua pemain dan menjadi kompeten sangat menakjubkan," kata Petersen.
Baca juga: Tetap Helat All England 2020, BWF Dituding Hanya Mementingkan Uang
Petersen menyebutkan bahwa pendapatan yang menurun karena kurangnya hasil dan waktu yang dihabiskan jauh dari keluarga adalah salah satu alasan yang mendorongnya untuk pensiun.
"Dalam banyak hal, bulu tangkis juga keras kepada saya," katanya.
"Penghasilan meningkat ketika menang, turun secara dramatis ketika kalah dan bepergian lebih dari 120 hari setahun. Jauh dari keluarga juga merupakan kombinasi yang sulit bagi saya," ucap Petersen yang sedang menantikan kelahiran buah hati keduanya.
Pada 24 November 2018, Petersen sempat mengaku ingin rehat sejenak dari timnas bulu tangkis Denmark. (Delia Mustikasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.