KOMPAS.com - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan, mengungkapkan sebuah gelar yang menjadi titik balik dalam kariernya di dunia bulu tangkis.
Ahsan menyebut, gelar juara tersebut merupakan pembuktian bahwa ia masih produktif meski terbilang senior dalam olahraga tepok bulu.
Saat ini, usia Ahsan menyentuh 32 tahun.
"Yang paling berkesan (gelar) All England 2019 kemarin ya, karena kami dianggap sudah selesai dan tidak bisa bersaing lagi," ucap Ahsan, dikutip dari Antara.
"Sudah senior tapi nyatanya bisa juara lagi di turnamen besar," tutur pasangan dari Hendra Setiawan itu.
Ahsan/Hendra menyabet gelar juara All England 2019 setelah menundukkan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, pada partai puncak.
Menurut Ahsan, kemenangan itu menjadi titik balik bagi dirinya untuk terus memupuk motivasi dan bisa bersaing dengan lawan-lawan yang lebih muda.
"Setiap kami tanding kan maunya yang terbaik, tidak berpikir ke final atau juara," ujar Ahsan melanjutkan.
"Nikmati setiap langkah saja, pasrah dan berjuang," ucapnya.
Soal lolosnya Ahsan dan Hendra ke Olimpiade Tokyo 2021, Ahsan mengaku belum memiliki persiapan khusus.
Mengingat proses latihan yang belum maksimal akibat pandemi Covid-19.
Kendati demikian, ia tetap mematri semangat dan motivasi agar selalu siap secara mental.
"Tetap jaga motivasi meski diundur. Latihan tetap biasa saja, secara umur dari kami sudah tidak ada lagi yang bisa ditingkatkan," kata Ahsan.
"Paling dari kami hanya jaga fisik supaya jangan sampai cedera dan jaga fokus. Dengan usia sekarang lebih banyak fokus dan pengalaman," tuturnya.
Ahsan juga mengatakan, dia belum ingin pensiun setelah Olimpiade Tokyo nanti.
https://www.kompas.com/badminton/read/2020/08/02/11000058/sebuah-gelar-yang-menjadi-titik-balik-karier-seorang-mohammad-ahsan